Siapa di sini yang desktop komputer/laptopnya dipenuhi dengan file atau folder berserakan di mana-mana? :P Tahukah kamu bahwa menciptakan sistem manajemen file sangat mempengaruhi efisiensi dan produktifitas pada kinerja kita? Dengan sistem yang baik, kamu bisa mencari file dengan mudah = hemat waktu, misalnya. Malesin banget kan, baru nyalain laptop tau-tau pemandangan pertama di desktop berantakan bisa bikin bawaan jadi gak mood deh.
Membangun sistem file juga dapat mencegah insiden yang tidak diinginkan di saat last minute, you know, client minta revisi ini, rekues mau file tambahan itu lalu kamu kewalahan mencarinya bahkan horornya kamu baru nyadar nggak sengaja replace revisi file design lama dengan yang baru.
Lalu gimana cara mencegah insiden horor itu terjadi? Gimana membuat manajemen file yang akurat sehingga bisa mempermudah hidup kita sebagai desainer?
Tiap folder tugas/work desain terdiri dari 6 sub-folder. BUKAN semua di tumplek jadi jadi satu di sub-folder tersebut. Berikut penjelasannya:
1. CLIENT & INACTIVE CLIENT
Dalam folder utama yang bernama: WORK ada dua folder yaitu: CLIENT dan INACTIVE CLIENT. Inactive client bisa dikhususkan untuk calon client yang PHP atau karena suatu hal dihentikan.
2. DESIGN BRIEF
Langkah pertama sebelum memulai mendesain ialah meminta client baru kita untuk mengisi design brief terlebih dahulu.
3. DOCUMENTS
SKK (Surat Kontrak Kerja), quote, invoice dan lainnya digabung di sini. Biasanya berupa text (word) atau PDF.
4. ASSETS
Berisikan hasil research, stock foto, logo, referensi desain (bisa dari client atau kita sendiri), mood boards atau sejenisnya.
5. WORKS
Dibagi lagi menjadi beberapa sub folders yaitu: A. SKETCHES (sketsa desain), B. TRACED (yang sudah di tracing ke software), C. CONCEPT (pilihan beberapa desain), D. REVISION (semua revisi sebaiknya disimpan jadi bisa di rename berurutan, yang paling akhir itulah yang fixed).
6. PRESENTASIONS
Di sini tempat untuk file presentasi konsep desain pada client.
7. FINAL
Semua desain yang sudah fixed dan yang siap dikirim berada di folder ini. Jangan lupa, kirimkan/berikan desainnya jika pembayaran sudah di LUNASI dulu ya ^^
That's all! Mungkin kesannya kok ribet banget ya sampai berfolder-folder seperti ini, hehehe. Percaya atau tidak, dari pengalaman Geetha dengan sistem manajemen seperti ini justru mempermudah kinerja sebagai desainer grafis. Mau cari apa-apa tinggal klik folder yang bersangkutan saja, nggak perlu heboh ngubek-ngubek untuk hanya nyari 1-2 file doang. Jadi kamu nggak perlu khawatir nantinya di saat sudah punya puluhan (atau ratusan) client, dengan adanya sistem manajemen ini semuanya serba terorganisir, tinggal klik-klik aja nggak perlu mikir lagi ~
Bagaimana caramu menerapkan sistem manajemen file? Apakah kamu punya tips lain? Yuk kita saling share pada komen di bawah ini ~
Follow Geetha on Twitter + Facebook + Pinterest + Bloglovin
Membangun sistem file juga dapat mencegah insiden yang tidak diinginkan di saat last minute, you know, client minta revisi ini, rekues mau file tambahan itu lalu kamu kewalahan mencarinya bahkan horornya kamu baru nyadar nggak sengaja replace revisi file design lama dengan yang baru.
Lalu gimana cara mencegah insiden horor itu terjadi? Gimana membuat manajemen file yang akurat sehingga bisa mempermudah hidup kita sebagai desainer?
Tiap folder tugas/work desain terdiri dari 6 sub-folder. BUKAN semua di tumplek jadi jadi satu di sub-folder tersebut. Berikut penjelasannya:
1. CLIENT & INACTIVE CLIENT
Dalam folder utama yang bernama: WORK ada dua folder yaitu: CLIENT dan INACTIVE CLIENT. Inactive client bisa dikhususkan untuk calon client yang PHP atau karena suatu hal dihentikan.
2. DESIGN BRIEF
Langkah pertama sebelum memulai mendesain ialah meminta client baru kita untuk mengisi design brief terlebih dahulu.
3. DOCUMENTS
SKK (Surat Kontrak Kerja), quote, invoice dan lainnya digabung di sini. Biasanya berupa text (word) atau PDF.
4. ASSETS
Berisikan hasil research, stock foto, logo, referensi desain (bisa dari client atau kita sendiri), mood boards atau sejenisnya.
5. WORKS
Dibagi lagi menjadi beberapa sub folders yaitu: A. SKETCHES (sketsa desain), B. TRACED (yang sudah di tracing ke software), C. CONCEPT (pilihan beberapa desain), D. REVISION (semua revisi sebaiknya disimpan jadi bisa di rename berurutan, yang paling akhir itulah yang fixed).
6. PRESENTASIONS
Di sini tempat untuk file presentasi konsep desain pada client.
7. FINAL
Semua desain yang sudah fixed dan yang siap dikirim berada di folder ini. Jangan lupa, kirimkan/berikan desainnya jika pembayaran sudah di LUNASI dulu ya ^^
That's all! Mungkin kesannya kok ribet banget ya sampai berfolder-folder seperti ini, hehehe. Percaya atau tidak, dari pengalaman Geetha dengan sistem manajemen seperti ini justru mempermudah kinerja sebagai desainer grafis. Mau cari apa-apa tinggal klik folder yang bersangkutan saja, nggak perlu heboh ngubek-ngubek untuk hanya nyari 1-2 file doang. Jadi kamu nggak perlu khawatir nantinya di saat sudah punya puluhan (atau ratusan) client, dengan adanya sistem manajemen ini semuanya serba terorganisir, tinggal klik-klik aja nggak perlu mikir lagi ~
Bagaimana caramu menerapkan sistem manajemen file? Apakah kamu punya tips lain? Yuk kita saling share pada komen di bawah ini ~
Follow Geetha on Twitter + Facebook + Pinterest + Bloglovin
Siapa di sini yang desktop komputer/laptopnya dipenuhi dengan file atau folder berserakan di mana-mana? :P Tahukah kamu bahwa menciptakan sistem manajemen file sangat mempengaruhi efisiensi dan produktifitas pada kinerja kita? Dengan sistem yang baik, kamu bisa mencari file dengan mudah = hemat waktu, misalnya. Malesin banget kan, baru nyalain laptop tau-tau pemandangan pertama di desktop berantakan bisa bikin bawaan jadi gak mood deh.
Membangun sistem file juga dapat mencegah insiden yang tidak diinginkan di saat last minute, you know, client minta revisi ini, rekues mau file tambahan itu lalu kamu kewalahan mencarinya bahkan horornya kamu baru nyadar nggak sengaja replace revisi file design lama dengan yang baru.
Lalu gimana cara mencegah insiden horor itu terjadi? Gimana membuat manajemen file yang akurat sehingga bisa mempermudah hidup kita sebagai desainer?
Tiap folder tugas/work desain terdiri dari 6 sub-folder. BUKAN semua di tumplek jadi jadi satu di sub-folder tersebut. Berikut penjelasannya:
1. CLIENT & INACTIVE CLIENT
Dalam folder utama yang bernama: WORK ada dua folder yaitu: CLIENT dan INACTIVE CLIENT. Inactive client bisa dikhususkan untuk calon client yang PHP atau karena suatu hal dihentikan.
2. DESIGN BRIEF
Langkah pertama sebelum memulai mendesain ialah meminta client baru kita untuk mengisi design brief terlebih dahulu.
3. DOCUMENTS
SKK (Surat Kontrak Kerja), quote, invoice dan lainnya digabung di sini. Biasanya berupa text (word) atau PDF.
4. ASSETS
Berisikan hasil research, stock foto, logo, referensi desain (bisa dari client atau kita sendiri), mood boards atau sejenisnya.
5. WORKS
Dibagi lagi menjadi beberapa sub folders yaitu: A. SKETCHES (sketsa desain), B. TRACED (yang sudah di tracing ke software), C. CONCEPT (pilihan beberapa desain), D. REVISION (semua revisi sebaiknya disimpan jadi bisa di rename berurutan, yang paling akhir itulah yang fixed).
6. PRESENTASIONS
Di sini tempat untuk file presentasi konsep desain pada client.
7. FINAL
Semua desain yang sudah fixed dan yang siap dikirim berada di folder ini. Jangan lupa, kirimkan/berikan desainnya jika pembayaran sudah di LUNASI dulu ya ^^
That's all! Mungkin kesannya kok ribet banget ya sampai berfolder-folder seperti ini, hehehe. Percaya atau tidak, dari pengalaman Geetha dengan sistem manajemen seperti ini justru mempermudah kinerja sebagai desainer grafis. Mau cari apa-apa tinggal klik folder yang bersangkutan saja, nggak perlu heboh ngubek-ngubek untuk hanya nyari 1-2 file doang. Jadi kamu nggak perlu khawatir nantinya di saat sudah punya puluhan (atau ratusan) client, dengan adanya sistem manajemen ini semuanya serba terorganisir, tinggal klik-klik aja nggak perlu mikir lagi ~
Bagaimana caramu menerapkan sistem manajemen file? Apakah kamu punya tips lain? Yuk kita saling share pada komen di bawah ini ~
Follow Geetha on Twitter + Facebook + Pinterest + Bloglovin
Membangun sistem file juga dapat mencegah insiden yang tidak diinginkan di saat last minute, you know, client minta revisi ini, rekues mau file tambahan itu lalu kamu kewalahan mencarinya bahkan horornya kamu baru nyadar nggak sengaja replace revisi file design lama dengan yang baru.
Lalu gimana cara mencegah insiden horor itu terjadi? Gimana membuat manajemen file yang akurat sehingga bisa mempermudah hidup kita sebagai desainer?
Tiap folder tugas/work desain terdiri dari 6 sub-folder. BUKAN semua di tumplek jadi jadi satu di sub-folder tersebut. Berikut penjelasannya:
1. CLIENT & INACTIVE CLIENT
Dalam folder utama yang bernama: WORK ada dua folder yaitu: CLIENT dan INACTIVE CLIENT. Inactive client bisa dikhususkan untuk calon client yang PHP atau karena suatu hal dihentikan.
2. DESIGN BRIEF
Langkah pertama sebelum memulai mendesain ialah meminta client baru kita untuk mengisi design brief terlebih dahulu.
3. DOCUMENTS
SKK (Surat Kontrak Kerja), quote, invoice dan lainnya digabung di sini. Biasanya berupa text (word) atau PDF.
4. ASSETS
Berisikan hasil research, stock foto, logo, referensi desain (bisa dari client atau kita sendiri), mood boards atau sejenisnya.
5. WORKS
Dibagi lagi menjadi beberapa sub folders yaitu: A. SKETCHES (sketsa desain), B. TRACED (yang sudah di tracing ke software), C. CONCEPT (pilihan beberapa desain), D. REVISION (semua revisi sebaiknya disimpan jadi bisa di rename berurutan, yang paling akhir itulah yang fixed).
6. PRESENTASIONS
Di sini tempat untuk file presentasi konsep desain pada client.
7. FINAL
Semua desain yang sudah fixed dan yang siap dikirim berada di folder ini. Jangan lupa, kirimkan/berikan desainnya jika pembayaran sudah di LUNASI dulu ya ^^
That's all! Mungkin kesannya kok ribet banget ya sampai berfolder-folder seperti ini, hehehe. Percaya atau tidak, dari pengalaman Geetha dengan sistem manajemen seperti ini justru mempermudah kinerja sebagai desainer grafis. Mau cari apa-apa tinggal klik folder yang bersangkutan saja, nggak perlu heboh ngubek-ngubek untuk hanya nyari 1-2 file doang. Jadi kamu nggak perlu khawatir nantinya di saat sudah punya puluhan (atau ratusan) client, dengan adanya sistem manajemen ini semuanya serba terorganisir, tinggal klik-klik aja nggak perlu mikir lagi ~
Bagaimana caramu menerapkan sistem manajemen file? Apakah kamu punya tips lain? Yuk kita saling share pada komen di bawah ini ~
Follow Geetha on Twitter + Facebook + Pinterest + Bloglovin
Thursday, June 26, 2014
.
Graphic Design /
Tips
Kalo boleh saran lagi dan space HDD masi banyak, mungkin lebih bagus dibikin 1 drive khusus untuk file desain. Kalo saya sih gitu! #sharing ^_^
ReplyDeleteNah itu kebih bagus lagi, jadi gak kecampur ama yang lain-lain. Thanks for #sharing :D
Delete