Jadi desainer grafis nggak cukup dengan cuma bisa mendesain yang bagus, keren, kreatif begitu aja. Kalo nggak ngerti cara mempromosikan diri sendiri ya sia-sia, sama aja bohong.
10 cara dan tips promosi diri desainer grafis di bawah ini sudah Geetha terapkan sendiri bertahun-tahun. Semua terbukti efektif, efisien dan nggak mesti ngemis-ngemis perhatian di akun social media/website orang lain (tanpa harus nge-spam). Perlu diingat, ini nggak langsung sukses sehari semalam ya.
Geetha tekankan kamu untuk fokus kualitas daripada kuantitas. Kalo promonya ngotot tapi kualitas portfolio kamu kurang greget juga ya, kamu susah dapet client idaman (bukan menantu idaman ya). Berikut 10 cara dan tips promosi diri desainer grafis ~
1. SIAPkan personal branding
Sebelum memulai, kamu HARUS sudah punya brand tentunya, setidaknya kalo baru memulai kamu ingin di mempromosikan diri seperti 'siapa, apa, bagaimana'. Siapa target audience-mu? Lalu jasa desainmu start dari harga berapa? Kalo sudah menentukan, then it's time to start designing.
Yang mesti kamu desain: logo pastinya, kartu nama, letterhead, amplop, CD, folder/map, CV (Curriculum Vitae), portfolio (akan di bahas lengkap di bawah), proposal (dibahas di bawah). Desain lah sebagus-sebagusnya dan kreatif! Kerahkan semua energimu di sini. Inspirasi personal branding design bisa kamu cek di sini.
2. portfolio
Penting banget, penentu nasib seorang desainer grafis. Juga penentu gaji/fee, besarnya proyek dan pengalaman. Buatlah portfolio online dan offline. Ingat: pilihlah yang terbaik! Nggak usah pasang semua kerjaanmu ya. Jangan pernah pasang lebih dari 12 desain.
Kalo online kamu bisa pajang misalnya di Creasi dan social media (Facebook, Twitter, Instagram). Yang Geetha suka dari Creasi, di sini tempatnya semua orang kreatif mencari kerja. Mulai dari desainer grafis hingga dancer semua majang portfolio-nya di sini. Di mana lagi bisa nemu wadah khusus orang kreatif kaya gini? Tiap hari lowongan kerja juga rutin di update lho, nggak usah pusing-pusing lagi deh nyari tempat lowongan kerja. Selain upload di Creasi, pajang juga di website pribadi (more on that below) dan versi PDF.
Kalo versi offline-nya, simak di sini bagaimana cara membuatnya. Memang sih tidak semua client/perusahaan konvensional yang mengharus kita pakai portfolio yang di print. Tapi tahukah kenapa Geetha tetap menyarankan kamu untuk print portfolio? Di era digital seperti ini, di mana orang-orang udah cuma ngandalin online saja, versi print meninggalkan first impression yang bertahan lama karena 'feel-nya beda' dan paling menonjol di banding pesaingmu yang lain (yang pakai pdf, website aja). Nggak ada salahnya dipersiapkan dari sekarang, karena kamu nggak akan tahu kapan akan dipanggil untuk interview.
Belum punya pengalaman? Belum pernah dapat job? Nggak masalah, kamu bisa pertimbangkan untuk membuat desain fiktif untuk memulainya, di sini caranya.
3. website DENGAN DOMAIN SENDIRI
Walau pun kamu sudah upload portfolio terbaik-mu di social media, jangan lupakan juga website-mu sendiri. Isilah dengan portfolio terbaikmu ya.. yang kamu suka dan bangga tentunya. Lalu, selain itu masukkan juga: about (deskripsi tentang kamu, kelebihannya apa, megang apa aja), contact (ya iya lah). Minimum dua itu deh yang harus diisi duluan, sisanya bisa belakangan. Kamu bisa juga masukkan price list untuk memudahkan dan langsung menargetkan audience.
Kalo kamu memang sudah siap untuk mengambil langkah lebih besar dalam mengembangkan bisnis/promo desainmu, langkah berikutnya ialah mendaftarkan domain website-mu. Jangan biarkan website-mu masih pakai embel-embel seperti ini --> namablog.blogspot.com atau namablog.wordpress.com! Mempunyai website dengan domain sendiri berarti juga kamu akan dianggap lebih serius oleh calon client.
Kalo nggak ngerti nge-desain website, kamu bisa hire web designer atau.. pake template/theme yang paling simpel/minimalis aja, works every time. Karena kalo yang terlalu njelimet, website susah di akses dan membingungkan bagi calon client. Bayangkan kalo calon client-nya bingung dengan tampilan website-mu, bisa-bisa dalam hitungan detik website-mu udah di close aja ama dia. Yang rugi siapa?
4. NETWORKING
Sesibuk apa pun kamu, coba sesekali luangkan untuk datang ke beberapa event/workshop/komunitas. Di sana kamu bisa memulai berkenalan dan networking, jangan lupa... siapin kartu nama! Di zaman era serba digital ini, kartu nama belum mati. Seperti yang udah Geetha bahas di poin nomor 1 tadi, kalo kamu udah siapin personal branding design dari jauh-jauh hari, ya nggak perlu kelabakan lagi tiap mau ada event tinggal di bawa aja deh dalam tas.
Keunggulan punya koneksi di bidang yang mirip (kreatif): bisa saling support, kalo ada yang lagi butuh job di saat kita lagi kebanjiran kita bisa oper job-nya begitu juga sebaliknya. Bukan nggak mungkin di saat salah satu dari kalian dapet projek yang membutuhkan banyak tenaga kerja: kamu jadi tim desain grafisnya, si teman jadi photographer-nya, lalu si teman satunya jadi apanya lagi. Enak kan bisa team up dan kolaborasi bareng? Rezeki dapetnya barengan juga ^^
Lalu, jangan cuma mentok datengin komunitas atau event desain grafis/bidang kreatif aja ya. Karena calon client nggak melulu main ke komunitas desain/kreatif. Intinya, berbicara dan bergaullah dengan banyak orang. Sering juga kamu dapet cient dari tempat yang nggak di duga-duga, misal di bengkel. So yup, kartu nama is a must in your wallet.
5. numpang tenar
Kamu bisa coba menjadi guest blogger di 1 atau 3, 4, 5 blog desain grafis atau sejenisnya yang sudah terkenal di dalam atau di luar negeri (kalo luar negeri berarti wajib fasih English). Bisa dengan menulis artikel yang berhubungan dengan desain grafis dan membuat tutorial. Dengan jumlah visitor, follower dan pageviews yang banyak tiap harinya...bisa bayangkan ada berapa yang meng-klik website-mu yang biasanya dipajang di akhir blog post tersebut? Tapi jangan jadi ghost blog writer ya, karena sama aja bohong kamu nggak bisa nyantumin nama dan website-mu.
Kamu juga bisa salprom (saling promo) dengan rekan-mu di social media dan blog (kalo ada). Dia promoin jasa desain grafismu, kamu promoin usaha katering dia misalnya. Bahkan, kalo kamu orangnya berani ngomong di depan orang banyak di depan umum, kamu bisa pertimbangkan untuk menjadi guest speaker di suatu even/workshop. Pokoknya dengan menumpang tenar gini rumusnya harus: win-win solution. Enak di kamu, enak di mereka.
6. Be Creative, Different and unique
Lulusan DKV ada banyak bener, belum lagi yang self-taught desainer grafis... Wuih nggak keitung ada banyak bangeeeet! Kalo kamu 'cuma' jualan jasa desain grafis aja, unless it's really GOOD ya susah kalo mau cepat dilirik sama client-client dambaan, idaman dan impianmu. Dengan kompetitor yang sejibun, kamu harus berusaha menonjol dari yang lain. Secara desain grafis udah sangat pasaran, jadi ya kamu harus bertindak lebih dari ini. Apakah kamu juga bisa mendesain untuk packaging? Website? App untuk mobile? Bisa? Awesome! Belum bisa atau belum jago-jago amat? Nggak apa-apa, masih bisa jalan sambil asah skill kok (ikut kursus offline, online). Jadi di luar desain grafis, kamu juga bisa handle di bidang lain juga. Jadi nilai plus deh :)
7. Kirim Proposal
Kadang kita nggak selalu yang di kontak duluan oleh calon client, tapi kita juga yang harus inisiatif yang 'nyolek' calon client duluan. How? Sebelumnya, siapkan template proposal. Tiap client yang berpotensi tentu kan beda-beda kebutuhannya jadi kalo udah ada template enak, tinggal rombak yang perlu-perlu aja. Siapa aja yang bisa dikirimin proposal? Ke 'client idaman', misal: resto, kafe, sekolah, perusahaan, clothing line, up to you, yang ada di daerahmu, di Indonesia bahkan ke luar negeri. Kalo kamu tertarik, bisa juga coba kirim proposal ke agensi.
Proposal bisa di print dan via e-mail. Kalo via e-mail idealnya save as pdf. Layout harus simpel aja nggak usah terlalu di macem-macemin karena client inceran-mu itu fokusnya liat: 1. portfolio --> 2. harga --> 3. services. Yang mesti ada dalam proposal: About your company, services, portfolio, harga dan paket desain, dan timeline proyek. Jika kamu berminat Geetha ingin ngebahas khusus tentang ini, let me know! ^^
8. Aktif blogging / social media
Dengan rutin nge-blog, pembaca jadi tahu betapa 'ahli'nya kamu di bidang desain grafis. Nggak jarang juga yang tadinya cuma sekedar jadi pembaca di blog kamu, berubah jadi client. Enaknya lagi, kalo kamu udah rutin nge-blog dan udah tau mau di bawa ke arah mana, udah jelas niche-nya. Itu enak banget lebih gampang dapat client potensial yang sesuai dengan niche kamu. Misal: kamu kepengen fokus di bidang food and beverage, jadi pastikan 80% posting-an kamu isinya harus tema itu juga. Selain kamu bisa pamer semua kerjaan desain kamu yang di bidang food and beverage, bisa juga share referensi dan inspirasi desain di bidang food and beverage yang sesuai dengan style favorit-mu. 20%-nya apa dong? Ya random aja biar reader nggak bosan isinya 'itu-itu' melulu..bisa juga foto liburan. Sekalian latihan motret juga bisa dijadiin portfolio kan. Eits, jangan salah..blog kamu sendiri aja bisa dijadiin portfolio kok jadi please post and publish wisely.
Namun, nge-blog membutuhkan komitmen dan konsisten untuk selalu rutin posting dan menghasilkan content yang bermutu. So, kalo kamu emang nggak nyaman dengan nge-blog. Kamu bisa rutinin update di social media seperti FB Page, Twitter dan Instagram. Yang bisa di publish: kerjaan desain kamu yang sudah jadi, behind the scene/working in progress, random (sesekali selingan biar nggak bosan), inspirasi desain (jangan lupa tag dan mention owner-nya juga yah!), dan lain-lain.
9. PASANG IKLAN
Pernah dengar istilah "You have to spend money to make money"? Yup, itu berlaku dan efektif di bidang kreatif terutama di bidang desain grafis. Dari pada kamu nge-spam mention satu-satu orang di twitter, yang ada kamu kena block dan report! Atau nyampah di akun Facebook dan Instagram ala-ala online shop: "Cek akun kita kaka"... Hadeuh, udah tahun 2015 nggak banget lha kalo masih pake cara seperti ini..
So, sisihkan sebagian uang kamu untuk masang iklan.. Kalo baru mulai jalan jadi desainer grafis, silakan masang iklan secara online misal di Facebook Ads, Twitter (Twitter Ads, buzzer) atau Instagram karena harganya jauh lebih terjangkau ketimbang masang iklan di media cetak. Kecuali kalo kamu udah punya banyak networking dan kenalan yang sudah lebih dahulu mengenal jasa desain kamu, nggak usah buang-buang waktu deh..mending sisihkan saja sedikit uangmu untuk ngiklan.
Kalo budget mepet, satu-satu aja dulu misal Facebook atau Instagram dulu. Better than nothing lah. Kalo ada budget lebih, bisa sekalian pasang di google adsense. It's so worth it and definitely will save your time!
10. Sabar Dan Berdoa
Memang minggu-minggu pertama, bulan-bulan pertama itu berat. Belum tentu langsung 'laku'. Kadang cepet di panggil interview tapi abis itu udah, nggak dapet respon balik. Atau, udah presentasinya niat banget ke calon client, eh abis itu mereka nggak sreg untuk 'teken kontrak'. Well, emang nggak mudah tapi bukan berarti nggak mungkin kan?
Ini hal yang biasa kok, semua orang juga mengalaminya. Jadi, daripada down lama-lama kenapa masih belum dapet panggilan interview atau dapet transferan DP untuk proyek freelance, lebih baik manfaatkan waktu untuk terus promo, hang out dengan teman-teman baru di komunitas/event/workshop... ya seperti yang Geetha udah jabarin di atas semuanya lah. Terus lakukan sampe 'dapet'. Dan jangan lupa juga: sabar dan berdoa. Karena campur tangan Tuhan-lah yang menbuat ini semua berhasil. Good luck! ^^
Punya dan tips promosi lainnya kah #Geether? Yuk kita saling share pada komen di bawah ini!
10 cara dan tips promosi diri desainer grafis di bawah ini sudah Geetha terapkan sendiri bertahun-tahun. Semua terbukti efektif, efisien dan nggak mesti ngemis-ngemis perhatian di akun social media/website orang lain (tanpa harus nge-spam). Perlu diingat, ini nggak langsung sukses sehari semalam ya.
Geetha tekankan kamu untuk fokus kualitas daripada kuantitas. Kalo promonya ngotot tapi kualitas portfolio kamu kurang greget juga ya, kamu susah dapet client idaman (bukan menantu idaman ya). Berikut 10 cara dan tips promosi diri desainer grafis ~
1. SIAPkan personal branding
Sebelum memulai, kamu HARUS sudah punya brand tentunya, setidaknya kalo baru memulai kamu ingin di mempromosikan diri seperti 'siapa, apa, bagaimana'. Siapa target audience-mu? Lalu jasa desainmu start dari harga berapa? Kalo sudah menentukan, then it's time to start designing.
Yang mesti kamu desain: logo pastinya, kartu nama, letterhead, amplop, CD, folder/map, CV (Curriculum Vitae), portfolio (akan di bahas lengkap di bawah), proposal (dibahas di bawah). Desain lah sebagus-sebagusnya dan kreatif! Kerahkan semua energimu di sini. Inspirasi personal branding design bisa kamu cek di sini.
2. portfolio
Penting banget, penentu nasib seorang desainer grafis. Juga penentu gaji/fee, besarnya proyek dan pengalaman. Buatlah portfolio online dan offline. Ingat: pilihlah yang terbaik! Nggak usah pasang semua kerjaanmu ya. Jangan pernah pasang lebih dari 12 desain.
Kalo online kamu bisa pajang misalnya di Creasi dan social media (Facebook, Twitter, Instagram). Yang Geetha suka dari Creasi, di sini tempatnya semua orang kreatif mencari kerja. Mulai dari desainer grafis hingga dancer semua majang portfolio-nya di sini. Di mana lagi bisa nemu wadah khusus orang kreatif kaya gini? Tiap hari lowongan kerja juga rutin di update lho, nggak usah pusing-pusing lagi deh nyari tempat lowongan kerja. Selain upload di Creasi, pajang juga di website pribadi (more on that below) dan versi PDF.
Kalo versi offline-nya, simak di sini bagaimana cara membuatnya. Memang sih tidak semua client/perusahaan konvensional yang mengharus kita pakai portfolio yang di print. Tapi tahukah kenapa Geetha tetap menyarankan kamu untuk print portfolio? Di era digital seperti ini, di mana orang-orang udah cuma ngandalin online saja, versi print meninggalkan first impression yang bertahan lama karena 'feel-nya beda' dan paling menonjol di banding pesaingmu yang lain (yang pakai pdf, website aja). Nggak ada salahnya dipersiapkan dari sekarang, karena kamu nggak akan tahu kapan akan dipanggil untuk interview.
Belum punya pengalaman? Belum pernah dapat job? Nggak masalah, kamu bisa pertimbangkan untuk membuat desain fiktif untuk memulainya, di sini caranya.
3. website DENGAN DOMAIN SENDIRI
Walau pun kamu sudah upload portfolio terbaik-mu di social media, jangan lupakan juga website-mu sendiri. Isilah dengan portfolio terbaikmu ya.. yang kamu suka dan bangga tentunya. Lalu, selain itu masukkan juga: about (deskripsi tentang kamu, kelebihannya apa, megang apa aja), contact (ya iya lah). Minimum dua itu deh yang harus diisi duluan, sisanya bisa belakangan. Kamu bisa juga masukkan price list untuk memudahkan dan langsung menargetkan audience.
Kalo kamu memang sudah siap untuk mengambil langkah lebih besar dalam mengembangkan bisnis/promo desainmu, langkah berikutnya ialah mendaftarkan domain website-mu. Jangan biarkan website-mu masih pakai embel-embel seperti ini --> namablog.blogspot.com atau namablog.wordpress.com! Mempunyai website dengan domain sendiri berarti juga kamu akan dianggap lebih serius oleh calon client.
Kalo nggak ngerti nge-desain website, kamu bisa hire web designer atau.. pake template/theme yang paling simpel/minimalis aja, works every time. Karena kalo yang terlalu njelimet, website susah di akses dan membingungkan bagi calon client. Bayangkan kalo calon client-nya bingung dengan tampilan website-mu, bisa-bisa dalam hitungan detik website-mu udah di close aja ama dia. Yang rugi siapa?
4. NETWORKING
Sesibuk apa pun kamu, coba sesekali luangkan untuk datang ke beberapa event/workshop/komunitas. Di sana kamu bisa memulai berkenalan dan networking, jangan lupa... siapin kartu nama! Di zaman era serba digital ini, kartu nama belum mati. Seperti yang udah Geetha bahas di poin nomor 1 tadi, kalo kamu udah siapin personal branding design dari jauh-jauh hari, ya nggak perlu kelabakan lagi tiap mau ada event tinggal di bawa aja deh dalam tas.
Keunggulan punya koneksi di bidang yang mirip (kreatif): bisa saling support, kalo ada yang lagi butuh job di saat kita lagi kebanjiran kita bisa oper job-nya begitu juga sebaliknya. Bukan nggak mungkin di saat salah satu dari kalian dapet projek yang membutuhkan banyak tenaga kerja: kamu jadi tim desain grafisnya, si teman jadi photographer-nya, lalu si teman satunya jadi apanya lagi. Enak kan bisa team up dan kolaborasi bareng? Rezeki dapetnya barengan juga ^^
Lalu, jangan cuma mentok datengin komunitas atau event desain grafis/bidang kreatif aja ya. Karena calon client nggak melulu main ke komunitas desain/kreatif. Intinya, berbicara dan bergaullah dengan banyak orang. Sering juga kamu dapet cient dari tempat yang nggak di duga-duga, misal di bengkel. So yup, kartu nama is a must in your wallet.
5. numpang tenar
Kamu bisa coba menjadi guest blogger di 1 atau 3, 4, 5 blog desain grafis atau sejenisnya yang sudah terkenal di dalam atau di luar negeri (kalo luar negeri berarti wajib fasih English). Bisa dengan menulis artikel yang berhubungan dengan desain grafis dan membuat tutorial. Dengan jumlah visitor, follower dan pageviews yang banyak tiap harinya...bisa bayangkan ada berapa yang meng-klik website-mu yang biasanya dipajang di akhir blog post tersebut? Tapi jangan jadi ghost blog writer ya, karena sama aja bohong kamu nggak bisa nyantumin nama dan website-mu.
Kamu juga bisa salprom (saling promo) dengan rekan-mu di social media dan blog (kalo ada). Dia promoin jasa desain grafismu, kamu promoin usaha katering dia misalnya. Bahkan, kalo kamu orangnya berani ngomong di depan orang banyak di depan umum, kamu bisa pertimbangkan untuk menjadi guest speaker di suatu even/workshop. Pokoknya dengan menumpang tenar gini rumusnya harus: win-win solution. Enak di kamu, enak di mereka.
6. Be Creative, Different and unique
Lulusan DKV ada banyak bener, belum lagi yang self-taught desainer grafis... Wuih nggak keitung ada banyak bangeeeet! Kalo kamu 'cuma' jualan jasa desain grafis aja, unless it's really GOOD ya susah kalo mau cepat dilirik sama client-client dambaan, idaman dan impianmu. Dengan kompetitor yang sejibun, kamu harus berusaha menonjol dari yang lain. Secara desain grafis udah sangat pasaran, jadi ya kamu harus bertindak lebih dari ini. Apakah kamu juga bisa mendesain untuk packaging? Website? App untuk mobile? Bisa? Awesome! Belum bisa atau belum jago-jago amat? Nggak apa-apa, masih bisa jalan sambil asah skill kok (ikut kursus offline, online). Jadi di luar desain grafis, kamu juga bisa handle di bidang lain juga. Jadi nilai plus deh :)
7. Kirim Proposal
Kadang kita nggak selalu yang di kontak duluan oleh calon client, tapi kita juga yang harus inisiatif yang 'nyolek' calon client duluan. How? Sebelumnya, siapkan template proposal. Tiap client yang berpotensi tentu kan beda-beda kebutuhannya jadi kalo udah ada template enak, tinggal rombak yang perlu-perlu aja. Siapa aja yang bisa dikirimin proposal? Ke 'client idaman', misal: resto, kafe, sekolah, perusahaan, clothing line, up to you, yang ada di daerahmu, di Indonesia bahkan ke luar negeri. Kalo kamu tertarik, bisa juga coba kirim proposal ke agensi.
Proposal bisa di print dan via e-mail. Kalo via e-mail idealnya save as pdf. Layout harus simpel aja nggak usah terlalu di macem-macemin karena client inceran-mu itu fokusnya liat: 1. portfolio --> 2. harga --> 3. services. Yang mesti ada dalam proposal: About your company, services, portfolio, harga dan paket desain, dan timeline proyek. Jika kamu berminat Geetha ingin ngebahas khusus tentang ini, let me know! ^^
8. Aktif blogging / social media
Dengan rutin nge-blog, pembaca jadi tahu betapa 'ahli'nya kamu di bidang desain grafis. Nggak jarang juga yang tadinya cuma sekedar jadi pembaca di blog kamu, berubah jadi client. Enaknya lagi, kalo kamu udah rutin nge-blog dan udah tau mau di bawa ke arah mana, udah jelas niche-nya. Itu enak banget lebih gampang dapat client potensial yang sesuai dengan niche kamu. Misal: kamu kepengen fokus di bidang food and beverage, jadi pastikan 80% posting-an kamu isinya harus tema itu juga. Selain kamu bisa pamer semua kerjaan desain kamu yang di bidang food and beverage, bisa juga share referensi dan inspirasi desain di bidang food and beverage yang sesuai dengan style favorit-mu. 20%-nya apa dong? Ya random aja biar reader nggak bosan isinya 'itu-itu' melulu..bisa juga foto liburan. Sekalian latihan motret juga bisa dijadiin portfolio kan. Eits, jangan salah..blog kamu sendiri aja bisa dijadiin portfolio kok jadi please post and publish wisely.
Namun, nge-blog membutuhkan komitmen dan konsisten untuk selalu rutin posting dan menghasilkan content yang bermutu. So, kalo kamu emang nggak nyaman dengan nge-blog. Kamu bisa rutinin update di social media seperti FB Page, Twitter dan Instagram. Yang bisa di publish: kerjaan desain kamu yang sudah jadi, behind the scene/working in progress, random (sesekali selingan biar nggak bosan), inspirasi desain (jangan lupa tag dan mention owner-nya juga yah!), dan lain-lain.
9. PASANG IKLAN
Pernah dengar istilah "You have to spend money to make money"? Yup, itu berlaku dan efektif di bidang kreatif terutama di bidang desain grafis. Dari pada kamu nge-spam mention satu-satu orang di twitter, yang ada kamu kena block dan report! Atau nyampah di akun Facebook dan Instagram ala-ala online shop: "Cek akun kita kaka"... Hadeuh, udah tahun 2015 nggak banget lha kalo masih pake cara seperti ini..
So, sisihkan sebagian uang kamu untuk masang iklan.. Kalo baru mulai jalan jadi desainer grafis, silakan masang iklan secara online misal di Facebook Ads, Twitter (Twitter Ads, buzzer) atau Instagram karena harganya jauh lebih terjangkau ketimbang masang iklan di media cetak. Kecuali kalo kamu udah punya banyak networking dan kenalan yang sudah lebih dahulu mengenal jasa desain kamu, nggak usah buang-buang waktu deh..mending sisihkan saja sedikit uangmu untuk ngiklan.
Kalo budget mepet, satu-satu aja dulu misal Facebook atau Instagram dulu. Better than nothing lah. Kalo ada budget lebih, bisa sekalian pasang di google adsense. It's so worth it and definitely will save your time!
10. Sabar Dan Berdoa
Memang minggu-minggu pertama, bulan-bulan pertama itu berat. Belum tentu langsung 'laku'. Kadang cepet di panggil interview tapi abis itu udah, nggak dapet respon balik. Atau, udah presentasinya niat banget ke calon client, eh abis itu mereka nggak sreg untuk 'teken kontrak'. Well, emang nggak mudah tapi bukan berarti nggak mungkin kan?
Ini hal yang biasa kok, semua orang juga mengalaminya. Jadi, daripada down lama-lama kenapa masih belum dapet panggilan interview atau dapet transferan DP untuk proyek freelance, lebih baik manfaatkan waktu untuk terus promo, hang out dengan teman-teman baru di komunitas/event/workshop... ya seperti yang Geetha udah jabarin di atas semuanya lah. Terus lakukan sampe 'dapet'. Dan jangan lupa juga: sabar dan berdoa. Karena campur tangan Tuhan-lah yang menbuat ini semua berhasil. Good luck! ^^
Punya dan tips promosi lainnya kah #Geether? Yuk kita saling share pada komen di bawah ini!
Jadi desainer grafis nggak cukup dengan cuma bisa mendesain yang bagus, keren, kreatif begitu aja. Kalo nggak ngerti cara mempromosikan diri sendiri ya sia-sia, sama aja bohong.
10 cara dan tips promosi diri desainer grafis di bawah ini sudah Geetha terapkan sendiri bertahun-tahun. Semua terbukti efektif, efisien dan nggak mesti ngemis-ngemis perhatian di akun social media/website orang lain (tanpa harus nge-spam). Perlu diingat, ini nggak langsung sukses sehari semalam ya.
Geetha tekankan kamu untuk fokus kualitas daripada kuantitas. Kalo promonya ngotot tapi kualitas portfolio kamu kurang greget juga ya, kamu susah dapet client idaman (bukan menantu idaman ya). Berikut 10 cara dan tips promosi diri desainer grafis ~
1. SIAPkan personal branding
Sebelum memulai, kamu HARUS sudah punya brand tentunya, setidaknya kalo baru memulai kamu ingin di mempromosikan diri seperti 'siapa, apa, bagaimana'. Siapa target audience-mu? Lalu jasa desainmu start dari harga berapa? Kalo sudah menentukan, then it's time to start designing.
Yang mesti kamu desain: logo pastinya, kartu nama, letterhead, amplop, CD, folder/map, CV (Curriculum Vitae), portfolio (akan di bahas lengkap di bawah), proposal (dibahas di bawah). Desain lah sebagus-sebagusnya dan kreatif! Kerahkan semua energimu di sini. Inspirasi personal branding design bisa kamu cek di sini.
2. portfolio
Penting banget, penentu nasib seorang desainer grafis. Juga penentu gaji/fee, besarnya proyek dan pengalaman. Buatlah portfolio online dan offline. Ingat: pilihlah yang terbaik! Nggak usah pasang semua kerjaanmu ya. Jangan pernah pasang lebih dari 12 desain.
Kalo online kamu bisa pajang misalnya di Creasi dan social media (Facebook, Twitter, Instagram). Yang Geetha suka dari Creasi, di sini tempatnya semua orang kreatif mencari kerja. Mulai dari desainer grafis hingga dancer semua majang portfolio-nya di sini. Di mana lagi bisa nemu wadah khusus orang kreatif kaya gini? Tiap hari lowongan kerja juga rutin di update lho, nggak usah pusing-pusing lagi deh nyari tempat lowongan kerja. Selain upload di Creasi, pajang juga di website pribadi (more on that below) dan versi PDF.
Kalo versi offline-nya, simak di sini bagaimana cara membuatnya. Memang sih tidak semua client/perusahaan konvensional yang mengharus kita pakai portfolio yang di print. Tapi tahukah kenapa Geetha tetap menyarankan kamu untuk print portfolio? Di era digital seperti ini, di mana orang-orang udah cuma ngandalin online saja, versi print meninggalkan first impression yang bertahan lama karena 'feel-nya beda' dan paling menonjol di banding pesaingmu yang lain (yang pakai pdf, website aja). Nggak ada salahnya dipersiapkan dari sekarang, karena kamu nggak akan tahu kapan akan dipanggil untuk interview.
Belum punya pengalaman? Belum pernah dapat job? Nggak masalah, kamu bisa pertimbangkan untuk membuat desain fiktif untuk memulainya, di sini caranya.
3. website DENGAN DOMAIN SENDIRI
Walau pun kamu sudah upload portfolio terbaik-mu di social media, jangan lupakan juga website-mu sendiri. Isilah dengan portfolio terbaikmu ya.. yang kamu suka dan bangga tentunya. Lalu, selain itu masukkan juga: about (deskripsi tentang kamu, kelebihannya apa, megang apa aja), contact (ya iya lah). Minimum dua itu deh yang harus diisi duluan, sisanya bisa belakangan. Kamu bisa juga masukkan price list untuk memudahkan dan langsung menargetkan audience.
Kalo kamu memang sudah siap untuk mengambil langkah lebih besar dalam mengembangkan bisnis/promo desainmu, langkah berikutnya ialah mendaftarkan domain website-mu. Jangan biarkan website-mu masih pakai embel-embel seperti ini --> namablog.blogspot.com atau namablog.wordpress.com! Mempunyai website dengan domain sendiri berarti juga kamu akan dianggap lebih serius oleh calon client.
Kalo nggak ngerti nge-desain website, kamu bisa hire web designer atau.. pake template/theme yang paling simpel/minimalis aja, works every time. Karena kalo yang terlalu njelimet, website susah di akses dan membingungkan bagi calon client. Bayangkan kalo calon client-nya bingung dengan tampilan website-mu, bisa-bisa dalam hitungan detik website-mu udah di close aja ama dia. Yang rugi siapa?
4. NETWORKING
Sesibuk apa pun kamu, coba sesekali luangkan untuk datang ke beberapa event/workshop/komunitas. Di sana kamu bisa memulai berkenalan dan networking, jangan lupa... siapin kartu nama! Di zaman era serba digital ini, kartu nama belum mati. Seperti yang udah Geetha bahas di poin nomor 1 tadi, kalo kamu udah siapin personal branding design dari jauh-jauh hari, ya nggak perlu kelabakan lagi tiap mau ada event tinggal di bawa aja deh dalam tas.
Keunggulan punya koneksi di bidang yang mirip (kreatif): bisa saling support, kalo ada yang lagi butuh job di saat kita lagi kebanjiran kita bisa oper job-nya begitu juga sebaliknya. Bukan nggak mungkin di saat salah satu dari kalian dapet projek yang membutuhkan banyak tenaga kerja: kamu jadi tim desain grafisnya, si teman jadi photographer-nya, lalu si teman satunya jadi apanya lagi. Enak kan bisa team up dan kolaborasi bareng? Rezeki dapetnya barengan juga ^^
Lalu, jangan cuma mentok datengin komunitas atau event desain grafis/bidang kreatif aja ya. Karena calon client nggak melulu main ke komunitas desain/kreatif. Intinya, berbicara dan bergaullah dengan banyak orang. Sering juga kamu dapet cient dari tempat yang nggak di duga-duga, misal di bengkel. So yup, kartu nama is a must in your wallet.
5. numpang tenar
Kamu bisa coba menjadi guest blogger di 1 atau 3, 4, 5 blog desain grafis atau sejenisnya yang sudah terkenal di dalam atau di luar negeri (kalo luar negeri berarti wajib fasih English). Bisa dengan menulis artikel yang berhubungan dengan desain grafis dan membuat tutorial. Dengan jumlah visitor, follower dan pageviews yang banyak tiap harinya...bisa bayangkan ada berapa yang meng-klik website-mu yang biasanya dipajang di akhir blog post tersebut? Tapi jangan jadi ghost blog writer ya, karena sama aja bohong kamu nggak bisa nyantumin nama dan website-mu.
Kamu juga bisa salprom (saling promo) dengan rekan-mu di social media dan blog (kalo ada). Dia promoin jasa desain grafismu, kamu promoin usaha katering dia misalnya. Bahkan, kalo kamu orangnya berani ngomong di depan orang banyak di depan umum, kamu bisa pertimbangkan untuk menjadi guest speaker di suatu even/workshop. Pokoknya dengan menumpang tenar gini rumusnya harus: win-win solution. Enak di kamu, enak di mereka.
6. Be Creative, Different and unique
Lulusan DKV ada banyak bener, belum lagi yang self-taught desainer grafis... Wuih nggak keitung ada banyak bangeeeet! Kalo kamu 'cuma' jualan jasa desain grafis aja, unless it's really GOOD ya susah kalo mau cepat dilirik sama client-client dambaan, idaman dan impianmu. Dengan kompetitor yang sejibun, kamu harus berusaha menonjol dari yang lain. Secara desain grafis udah sangat pasaran, jadi ya kamu harus bertindak lebih dari ini. Apakah kamu juga bisa mendesain untuk packaging? Website? App untuk mobile? Bisa? Awesome! Belum bisa atau belum jago-jago amat? Nggak apa-apa, masih bisa jalan sambil asah skill kok (ikut kursus offline, online). Jadi di luar desain grafis, kamu juga bisa handle di bidang lain juga. Jadi nilai plus deh :)
7. Kirim Proposal
Kadang kita nggak selalu yang di kontak duluan oleh calon client, tapi kita juga yang harus inisiatif yang 'nyolek' calon client duluan. How? Sebelumnya, siapkan template proposal. Tiap client yang berpotensi tentu kan beda-beda kebutuhannya jadi kalo udah ada template enak, tinggal rombak yang perlu-perlu aja. Siapa aja yang bisa dikirimin proposal? Ke 'client idaman', misal: resto, kafe, sekolah, perusahaan, clothing line, up to you, yang ada di daerahmu, di Indonesia bahkan ke luar negeri. Kalo kamu tertarik, bisa juga coba kirim proposal ke agensi.
Proposal bisa di print dan via e-mail. Kalo via e-mail idealnya save as pdf. Layout harus simpel aja nggak usah terlalu di macem-macemin karena client inceran-mu itu fokusnya liat: 1. portfolio --> 2. harga --> 3. services. Yang mesti ada dalam proposal: About your company, services, portfolio, harga dan paket desain, dan timeline proyek. Jika kamu berminat Geetha ingin ngebahas khusus tentang ini, let me know! ^^
8. Aktif blogging / social media
Dengan rutin nge-blog, pembaca jadi tahu betapa 'ahli'nya kamu di bidang desain grafis. Nggak jarang juga yang tadinya cuma sekedar jadi pembaca di blog kamu, berubah jadi client. Enaknya lagi, kalo kamu udah rutin nge-blog dan udah tau mau di bawa ke arah mana, udah jelas niche-nya. Itu enak banget lebih gampang dapat client potensial yang sesuai dengan niche kamu. Misal: kamu kepengen fokus di bidang food and beverage, jadi pastikan 80% posting-an kamu isinya harus tema itu juga. Selain kamu bisa pamer semua kerjaan desain kamu yang di bidang food and beverage, bisa juga share referensi dan inspirasi desain di bidang food and beverage yang sesuai dengan style favorit-mu. 20%-nya apa dong? Ya random aja biar reader nggak bosan isinya 'itu-itu' melulu..bisa juga foto liburan. Sekalian latihan motret juga bisa dijadiin portfolio kan. Eits, jangan salah..blog kamu sendiri aja bisa dijadiin portfolio kok jadi please post and publish wisely.
Namun, nge-blog membutuhkan komitmen dan konsisten untuk selalu rutin posting dan menghasilkan content yang bermutu. So, kalo kamu emang nggak nyaman dengan nge-blog. Kamu bisa rutinin update di social media seperti FB Page, Twitter dan Instagram. Yang bisa di publish: kerjaan desain kamu yang sudah jadi, behind the scene/working in progress, random (sesekali selingan biar nggak bosan), inspirasi desain (jangan lupa tag dan mention owner-nya juga yah!), dan lain-lain.
9. PASANG IKLAN
Pernah dengar istilah "You have to spend money to make money"? Yup, itu berlaku dan efektif di bidang kreatif terutama di bidang desain grafis. Dari pada kamu nge-spam mention satu-satu orang di twitter, yang ada kamu kena block dan report! Atau nyampah di akun Facebook dan Instagram ala-ala online shop: "Cek akun kita kaka"... Hadeuh, udah tahun 2015 nggak banget lha kalo masih pake cara seperti ini..
So, sisihkan sebagian uang kamu untuk masang iklan.. Kalo baru mulai jalan jadi desainer grafis, silakan masang iklan secara online misal di Facebook Ads, Twitter (Twitter Ads, buzzer) atau Instagram karena harganya jauh lebih terjangkau ketimbang masang iklan di media cetak. Kecuali kalo kamu udah punya banyak networking dan kenalan yang sudah lebih dahulu mengenal jasa desain kamu, nggak usah buang-buang waktu deh..mending sisihkan saja sedikit uangmu untuk ngiklan.
Kalo budget mepet, satu-satu aja dulu misal Facebook atau Instagram dulu. Better than nothing lah. Kalo ada budget lebih, bisa sekalian pasang di google adsense. It's so worth it and definitely will save your time!
10. Sabar Dan Berdoa
Memang minggu-minggu pertama, bulan-bulan pertama itu berat. Belum tentu langsung 'laku'. Kadang cepet di panggil interview tapi abis itu udah, nggak dapet respon balik. Atau, udah presentasinya niat banget ke calon client, eh abis itu mereka nggak sreg untuk 'teken kontrak'. Well, emang nggak mudah tapi bukan berarti nggak mungkin kan?
Ini hal yang biasa kok, semua orang juga mengalaminya. Jadi, daripada down lama-lama kenapa masih belum dapet panggilan interview atau dapet transferan DP untuk proyek freelance, lebih baik manfaatkan waktu untuk terus promo, hang out dengan teman-teman baru di komunitas/event/workshop... ya seperti yang Geetha udah jabarin di atas semuanya lah. Terus lakukan sampe 'dapet'. Dan jangan lupa juga: sabar dan berdoa. Karena campur tangan Tuhan-lah yang menbuat ini semua berhasil. Good luck! ^^
Punya dan tips promosi lainnya kah #Geether? Yuk kita saling share pada komen di bawah ini!
10 cara dan tips promosi diri desainer grafis di bawah ini sudah Geetha terapkan sendiri bertahun-tahun. Semua terbukti efektif, efisien dan nggak mesti ngemis-ngemis perhatian di akun social media/website orang lain (tanpa harus nge-spam). Perlu diingat, ini nggak langsung sukses sehari semalam ya.
Geetha tekankan kamu untuk fokus kualitas daripada kuantitas. Kalo promonya ngotot tapi kualitas portfolio kamu kurang greget juga ya, kamu susah dapet client idaman (bukan menantu idaman ya). Berikut 10 cara dan tips promosi diri desainer grafis ~
1. SIAPkan personal branding
Sebelum memulai, kamu HARUS sudah punya brand tentunya, setidaknya kalo baru memulai kamu ingin di mempromosikan diri seperti 'siapa, apa, bagaimana'. Siapa target audience-mu? Lalu jasa desainmu start dari harga berapa? Kalo sudah menentukan, then it's time to start designing.
Yang mesti kamu desain: logo pastinya, kartu nama, letterhead, amplop, CD, folder/map, CV (Curriculum Vitae), portfolio (akan di bahas lengkap di bawah), proposal (dibahas di bawah). Desain lah sebagus-sebagusnya dan kreatif! Kerahkan semua energimu di sini. Inspirasi personal branding design bisa kamu cek di sini.
2. portfolio
Penting banget, penentu nasib seorang desainer grafis. Juga penentu gaji/fee, besarnya proyek dan pengalaman. Buatlah portfolio online dan offline. Ingat: pilihlah yang terbaik! Nggak usah pasang semua kerjaanmu ya. Jangan pernah pasang lebih dari 12 desain.
Kalo online kamu bisa pajang misalnya di Creasi dan social media (Facebook, Twitter, Instagram). Yang Geetha suka dari Creasi, di sini tempatnya semua orang kreatif mencari kerja. Mulai dari desainer grafis hingga dancer semua majang portfolio-nya di sini. Di mana lagi bisa nemu wadah khusus orang kreatif kaya gini? Tiap hari lowongan kerja juga rutin di update lho, nggak usah pusing-pusing lagi deh nyari tempat lowongan kerja. Selain upload di Creasi, pajang juga di website pribadi (more on that below) dan versi PDF.
Kalo versi offline-nya, simak di sini bagaimana cara membuatnya. Memang sih tidak semua client/perusahaan konvensional yang mengharus kita pakai portfolio yang di print. Tapi tahukah kenapa Geetha tetap menyarankan kamu untuk print portfolio? Di era digital seperti ini, di mana orang-orang udah cuma ngandalin online saja, versi print meninggalkan first impression yang bertahan lama karena 'feel-nya beda' dan paling menonjol di banding pesaingmu yang lain (yang pakai pdf, website aja). Nggak ada salahnya dipersiapkan dari sekarang, karena kamu nggak akan tahu kapan akan dipanggil untuk interview.
Belum punya pengalaman? Belum pernah dapat job? Nggak masalah, kamu bisa pertimbangkan untuk membuat desain fiktif untuk memulainya, di sini caranya.
3. website DENGAN DOMAIN SENDIRI
Walau pun kamu sudah upload portfolio terbaik-mu di social media, jangan lupakan juga website-mu sendiri. Isilah dengan portfolio terbaikmu ya.. yang kamu suka dan bangga tentunya. Lalu, selain itu masukkan juga: about (deskripsi tentang kamu, kelebihannya apa, megang apa aja), contact (ya iya lah). Minimum dua itu deh yang harus diisi duluan, sisanya bisa belakangan. Kamu bisa juga masukkan price list untuk memudahkan dan langsung menargetkan audience.
Kalo kamu memang sudah siap untuk mengambil langkah lebih besar dalam mengembangkan bisnis/promo desainmu, langkah berikutnya ialah mendaftarkan domain website-mu. Jangan biarkan website-mu masih pakai embel-embel seperti ini --> namablog.blogspot.com atau namablog.wordpress.com! Mempunyai website dengan domain sendiri berarti juga kamu akan dianggap lebih serius oleh calon client.
Kalo nggak ngerti nge-desain website, kamu bisa hire web designer atau.. pake template/theme yang paling simpel/minimalis aja, works every time. Karena kalo yang terlalu njelimet, website susah di akses dan membingungkan bagi calon client. Bayangkan kalo calon client-nya bingung dengan tampilan website-mu, bisa-bisa dalam hitungan detik website-mu udah di close aja ama dia. Yang rugi siapa?
4. NETWORKING
Sesibuk apa pun kamu, coba sesekali luangkan untuk datang ke beberapa event/workshop/komunitas. Di sana kamu bisa memulai berkenalan dan networking, jangan lupa... siapin kartu nama! Di zaman era serba digital ini, kartu nama belum mati. Seperti yang udah Geetha bahas di poin nomor 1 tadi, kalo kamu udah siapin personal branding design dari jauh-jauh hari, ya nggak perlu kelabakan lagi tiap mau ada event tinggal di bawa aja deh dalam tas.
Keunggulan punya koneksi di bidang yang mirip (kreatif): bisa saling support, kalo ada yang lagi butuh job di saat kita lagi kebanjiran kita bisa oper job-nya begitu juga sebaliknya. Bukan nggak mungkin di saat salah satu dari kalian dapet projek yang membutuhkan banyak tenaga kerja: kamu jadi tim desain grafisnya, si teman jadi photographer-nya, lalu si teman satunya jadi apanya lagi. Enak kan bisa team up dan kolaborasi bareng? Rezeki dapetnya barengan juga ^^
Lalu, jangan cuma mentok datengin komunitas atau event desain grafis/bidang kreatif aja ya. Karena calon client nggak melulu main ke komunitas desain/kreatif. Intinya, berbicara dan bergaullah dengan banyak orang. Sering juga kamu dapet cient dari tempat yang nggak di duga-duga, misal di bengkel. So yup, kartu nama is a must in your wallet.
5. numpang tenar
Kamu bisa coba menjadi guest blogger di 1 atau 3, 4, 5 blog desain grafis atau sejenisnya yang sudah terkenal di dalam atau di luar negeri (kalo luar negeri berarti wajib fasih English). Bisa dengan menulis artikel yang berhubungan dengan desain grafis dan membuat tutorial. Dengan jumlah visitor, follower dan pageviews yang banyak tiap harinya...bisa bayangkan ada berapa yang meng-klik website-mu yang biasanya dipajang di akhir blog post tersebut? Tapi jangan jadi ghost blog writer ya, karena sama aja bohong kamu nggak bisa nyantumin nama dan website-mu.
Kamu juga bisa salprom (saling promo) dengan rekan-mu di social media dan blog (kalo ada). Dia promoin jasa desain grafismu, kamu promoin usaha katering dia misalnya. Bahkan, kalo kamu orangnya berani ngomong di depan orang banyak di depan umum, kamu bisa pertimbangkan untuk menjadi guest speaker di suatu even/workshop. Pokoknya dengan menumpang tenar gini rumusnya harus: win-win solution. Enak di kamu, enak di mereka.
6. Be Creative, Different and unique
Lulusan DKV ada banyak bener, belum lagi yang self-taught desainer grafis... Wuih nggak keitung ada banyak bangeeeet! Kalo kamu 'cuma' jualan jasa desain grafis aja, unless it's really GOOD ya susah kalo mau cepat dilirik sama client-client dambaan, idaman dan impianmu. Dengan kompetitor yang sejibun, kamu harus berusaha menonjol dari yang lain. Secara desain grafis udah sangat pasaran, jadi ya kamu harus bertindak lebih dari ini. Apakah kamu juga bisa mendesain untuk packaging? Website? App untuk mobile? Bisa? Awesome! Belum bisa atau belum jago-jago amat? Nggak apa-apa, masih bisa jalan sambil asah skill kok (ikut kursus offline, online). Jadi di luar desain grafis, kamu juga bisa handle di bidang lain juga. Jadi nilai plus deh :)
7. Kirim Proposal
Kadang kita nggak selalu yang di kontak duluan oleh calon client, tapi kita juga yang harus inisiatif yang 'nyolek' calon client duluan. How? Sebelumnya, siapkan template proposal. Tiap client yang berpotensi tentu kan beda-beda kebutuhannya jadi kalo udah ada template enak, tinggal rombak yang perlu-perlu aja. Siapa aja yang bisa dikirimin proposal? Ke 'client idaman', misal: resto, kafe, sekolah, perusahaan, clothing line, up to you, yang ada di daerahmu, di Indonesia bahkan ke luar negeri. Kalo kamu tertarik, bisa juga coba kirim proposal ke agensi.
Proposal bisa di print dan via e-mail. Kalo via e-mail idealnya save as pdf. Layout harus simpel aja nggak usah terlalu di macem-macemin karena client inceran-mu itu fokusnya liat: 1. portfolio --> 2. harga --> 3. services. Yang mesti ada dalam proposal: About your company, services, portfolio, harga dan paket desain, dan timeline proyek. Jika kamu berminat Geetha ingin ngebahas khusus tentang ini, let me know! ^^
8. Aktif blogging / social media
Dengan rutin nge-blog, pembaca jadi tahu betapa 'ahli'nya kamu di bidang desain grafis. Nggak jarang juga yang tadinya cuma sekedar jadi pembaca di blog kamu, berubah jadi client. Enaknya lagi, kalo kamu udah rutin nge-blog dan udah tau mau di bawa ke arah mana, udah jelas niche-nya. Itu enak banget lebih gampang dapat client potensial yang sesuai dengan niche kamu. Misal: kamu kepengen fokus di bidang food and beverage, jadi pastikan 80% posting-an kamu isinya harus tema itu juga. Selain kamu bisa pamer semua kerjaan desain kamu yang di bidang food and beverage, bisa juga share referensi dan inspirasi desain di bidang food and beverage yang sesuai dengan style favorit-mu. 20%-nya apa dong? Ya random aja biar reader nggak bosan isinya 'itu-itu' melulu..bisa juga foto liburan. Sekalian latihan motret juga bisa dijadiin portfolio kan. Eits, jangan salah..blog kamu sendiri aja bisa dijadiin portfolio kok jadi please post and publish wisely.
Namun, nge-blog membutuhkan komitmen dan konsisten untuk selalu rutin posting dan menghasilkan content yang bermutu. So, kalo kamu emang nggak nyaman dengan nge-blog. Kamu bisa rutinin update di social media seperti FB Page, Twitter dan Instagram. Yang bisa di publish: kerjaan desain kamu yang sudah jadi, behind the scene/working in progress, random (sesekali selingan biar nggak bosan), inspirasi desain (jangan lupa tag dan mention owner-nya juga yah!), dan lain-lain.
9. PASANG IKLAN
Pernah dengar istilah "You have to spend money to make money"? Yup, itu berlaku dan efektif di bidang kreatif terutama di bidang desain grafis. Dari pada kamu nge-spam mention satu-satu orang di twitter, yang ada kamu kena block dan report! Atau nyampah di akun Facebook dan Instagram ala-ala online shop: "Cek akun kita kaka"... Hadeuh, udah tahun 2015 nggak banget lha kalo masih pake cara seperti ini..
So, sisihkan sebagian uang kamu untuk masang iklan.. Kalo baru mulai jalan jadi desainer grafis, silakan masang iklan secara online misal di Facebook Ads, Twitter (Twitter Ads, buzzer) atau Instagram karena harganya jauh lebih terjangkau ketimbang masang iklan di media cetak. Kecuali kalo kamu udah punya banyak networking dan kenalan yang sudah lebih dahulu mengenal jasa desain kamu, nggak usah buang-buang waktu deh..mending sisihkan saja sedikit uangmu untuk ngiklan.
Kalo budget mepet, satu-satu aja dulu misal Facebook atau Instagram dulu. Better than nothing lah. Kalo ada budget lebih, bisa sekalian pasang di google adsense. It's so worth it and definitely will save your time!
10. Sabar Dan Berdoa
Memang minggu-minggu pertama, bulan-bulan pertama itu berat. Belum tentu langsung 'laku'. Kadang cepet di panggil interview tapi abis itu udah, nggak dapet respon balik. Atau, udah presentasinya niat banget ke calon client, eh abis itu mereka nggak sreg untuk 'teken kontrak'. Well, emang nggak mudah tapi bukan berarti nggak mungkin kan?
Ini hal yang biasa kok, semua orang juga mengalaminya. Jadi, daripada down lama-lama kenapa masih belum dapet panggilan interview atau dapet transferan DP untuk proyek freelance, lebih baik manfaatkan waktu untuk terus promo, hang out dengan teman-teman baru di komunitas/event/workshop... ya seperti yang Geetha udah jabarin di atas semuanya lah. Terus lakukan sampe 'dapet'. Dan jangan lupa juga: sabar dan berdoa. Karena campur tangan Tuhan-lah yang menbuat ini semua berhasil. Good luck! ^^
Punya dan tips promosi lainnya kah #Geether? Yuk kita saling share pada komen di bawah ini!
Thursday, August 27, 2015
.
Graphic Design /
Tips
Ngedesain kalo lagi ada mood banget aja, atau kalo ada kontes aja. Di luar itu bingung mau ngapain. Blank, tambah nggak mood ngedesain. :| Tapi lagi coba share-share hasil desain ke instagram atau web forum yang ada. Meski nggak banyak yang ngelirik. Ya ujung-ujungnya juga di poin terakhir. :') Coba hangout bareng temen baru di komunitas/workshop atau apapun itu, kadang mati gaya. Bingung ngobrolin apa. Mau ngobrol desain, parno dimanfaatin bikin ini-itu dengan fee "Thanks ya"... (Kok malah jadi curcol ya)
ReplyDelete.
I see. Kalo orangnya moody banget, amannya jangan jadi freelancer. Soalnya nyari inspirasi gak boleh nunggu mood dulu, rezeki soalnya nggak nungguin kita hahaha. Mood gak boleh ditunggu, mood bisa diciptakan misalnya ngabur beli kopi dulu, ngerokok dulu (kalo ngerokok), fitnes dulu dll.
DeleteHang out di komunitas emang susah-susah gampang terutama buat orang pemalu atau tertutup. Tips: jangan datang sendirian. Trus kalo bisa udah pernah komen/mention orang-orang yang sekiranya mau hadir ke komunitas tersebut di IG misalnya: "Besok dateng bro, ketemuan yaa di sana!". Ngomong juga gak mesti 1000% tentang desain sih, bisa apa aja yang penting udah kenal dan megang contacts di sana. Ya kalo ditawar desain gratis ya senyum-senyum aja tolak yang halus. Biasa kok dalam hidup desainer ketemu orang mental gratisan. Itu berarti kamu emang belum ketemu orang yang 'klik' aja pokoknya keep going lha. Jemput bola, jemput rezeki, bukan pasif nungguin kesempatan datang karena nggak semua orang terlahir sebagai 'lucky bastard', hehehe. Good luck! :D
Di point nomer 3 ngena banget nih geeth! Saya masih pake domain biasa... Hihihi :D
ReplyDeleteTrus kalo untuk portfolio online biasanya sih saya sendiri manfaatin situs Kreavi atau instagram. Thank buat tipsnya ya! :)
baguus bangeet tips nya! jadi semangaat lg utk ngedesain. terima kasiih yaa :D
ReplyDeleteYou're most welcome, let's do it! :D
DeleteMau nanya nih Geetha, misalnya kita masukan hasil kerja kita ke porfolio online, apakah sebelumnya kita harus minta izin dulu ke client untuk mempublikasikannya?
ReplyDeleteNggak perlu minta izin, itu memang proyek dari client tapi kan kita designer-nya :)
DeleteWah mantap nih artikelnya. Untuk promosi diri sendiri memang gampang-gampang susah, apalagi untuk seseorang yang gak cepat akrab atau bergaul. Di artikel ini cuman poin nomor 4 dan 9 yang belum keturutan, kebetulan memang saya agak agak kikuk kalau untuk memulai pembicaraan apalagi di lingkungan baru, jadi untuk join2 ke komunitas masih belum terlaksana. Tapi memang point2 nya mantap abis, apalagi di poin 6, kebetulan saya pribadi berangkat dr basic IT, sambil nunggu job desain yang sepi saya nerima job2 pembuatan website, eh malah sekarang lebih ramai job pembuatan website.
ReplyDeleteom cara edit gambar seperti diatas gimana ya, bisa gak dari hape
ReplyDeletekalok klien itu dicari atau di tunggu ya?
ReplyDeletebiasanya kliean itu kita cari atau dia mencari kita?
ReplyDeletebiasanya kliean di cari atau dia yang mencari kita
ReplyDeleteKalau saya sih biasa memperkenalkan diri lewat website, forum dan sosmed....
ReplyDeletedan secara offline
Bang saya mau tanyak soal,langkah yang harus saya lakukan klau soal di tanya soal biayanya. terkadang saya kurang tau dalam pengambilan ongkos disen dan di sisi lain klau semisal harganya terlalu murah itu agak nyiksa juga trus di sisilain klau terlalu mahal takutnya clientnya ndak kembali ke kita..
ReplyDeletedi tunggu jawabnnya bang heehee
bang kasih tips dong buat. kasih ongkos yang pas buat designer pemula. kadang yang saya alami ketika clien di kasih harga murah itu ya kadang bikin kita minder sendiri hehee terkadang juga klau semisal di kasih harga mahal takut client nya ndak kembali sama kita..
ReplyDeletemohon penjelasannya bang dan masukannya ke disen pemula kyk gimana soal mematok harga ke client