
Geetha akhir-akhir ini mendapat pertanyaan via chat dan mention di twitter apa saja profesi yang bisa dilakoni sekelar kuliah DKV karena orang tua meragukan. Padahal sudah diajak diskusi baik-baik tetap saja tidak diizinkan. Alasannya?
Mahal (masuk akal), susah dapat kerja nantinya, karier gak jelas karena 'cuma' bikin logo gitu-gitu doang, nanti terjerumus dengan pergaulan yang 'abstrak' (maksudnya tatoan, tindikan, rambut warna-warni), buang-buang waktu karena cuma gambar-sketsa-gunting tempel doang, dan lain-lain (silakan isi sendiri).
Sayangnya, tiap orang tua dibesarkan dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda-beda sehingga wajar saja jika masih ada yang berpikir seperti ini. Cara meyakinkan orang tua yang seperti ini dibutuhkan pendekatan yang sedikit berbeda. Nggak cukup cuma sekedar menjanjikan "Aku pasti bisa dapat nilai bagus di DKV". Bagaimana sih cara meyakinkan orang tua bahwa seorang graphic designer sama-sama mempunyai masa depan yang cerah layaknya profesi lain?
DEWASA
Ingin dianggap dewasa kan? Ajak diskusi orang tualah dengan dewasa. Kalo di sindir ato di jawab ketus jangan ngambek, mungkin saja mereka 'belum siap' melihatmu dewasa begitu cepat dengan ngambil keputusan jurusan kuliah sendiri seperti harus ngekos jauh di pulau seberang. Kadang mereka menggunakan alasan-alasan tertentu karena mereka enggak mau terang-terangan enggak siap jauh denganmu.
NANTI IKUT-IKUTAN JADI 'NYENTRIK'
Mungkin selama ini orang tuamu kebetulan cuma pernah lihat designer yang penampilannya 'nyentrik' (misalnya kakak kelasmu sendiri!), padahal tidak semua designer seperti itu. Kasih lihat beberapa foto graphic designer pada orang tua, see? Tidak semuanya berpenampilan 'nyentrik' kok. Hanya karena ada yang tampil 'unik' bukan berarti semuanya seperti itu. Lagipula, tidak masalah nyentrik yang penting punya portfolio dan client-client besar.
KARIER TIDAK MENJANJIKAN
Lagi, berikan berbagai link dari berbagai website tentang kisah-kisah sukses graphic designer Indonesia yang sudah sukses dalam skala nasional hingga internasional pada mereka. Ingatkan mereka bahwa graphic designer itu TIDAK SAMA dengan tukang desain. Bisa jadi pandangan mereka itu kalau graphic designer = 'tukang logo, tukang setting printer, tukang bikin undangan kawinan'. Bahkan, graphic designer yang berkarya bisa juga mengharumkan nama Indonesia. Berlebihan? Sebut saja Yolanda Santosa (mendesain main title film 300, Ugly Betty, Desperate Housewives, Hulk, Catwoman), Rini Sugianto (sebagai animator, menjadi tim sukses dari beberapa film Hollywood diantaranya Tin-Tin, Avengers, Hobbit) dan lainnya.
MAHAL
Oke, mungkin satu ini kita harus memaklumi keadaan perekonomian keluarga karena biaya kuliah dan tugas-tugas DKV, jujur, memang mahal. Lalu apakah passion-mu untuk jadi graphic designer akan kandas begitu saja di sini? Tidak dong. Sekarang sudah mulai banyak kursus khusus graphic design, dengan harga yang lebih terjangkau dan pengajarnya pun memang berpengalaman bukan sekedar 'mas-mas ngerti pakai photoshop'. Silakan cari di Google tempat kursus/e-course/akademi graphic design yang kamu sreg.
EXPLORE DAN BERLATIH
Buat kamu yang bisa kuliah DKV atau ikut kursus graphic design tetap harus terus explore dan berlatih untuk mengasah skill dan taste. Skill bisa dipelajari oleh siapa pun. Kalo taste? Gak semua orang bisa punya taste keren karena prosesnya lama dan harus sabar nyari tahu apa ciri khas kita dan lainnya. Bisa jadi, portfolio lulusan DKV kalah keren dengan portfolio lulusan ekonomi. Ha! Tidak semua graphic designer itu lulusan DKV, jadi buat yang tidak bisa kuliah DKV jangan down dulu. Tetap semangART ~
Bagaimanakah caramu #Geether meyakinkan orang tuamu? Punya tips lainnya yang mau di share bareng? Yuk kita saling share pada komen di bawah ini ~
IMAGE:
Free Images.
Follow Geetha on Twitter + Facebook + Pinterest + Bloglovin
Mahal (masuk akal), susah dapat kerja nantinya, karier gak jelas karena 'cuma' bikin logo gitu-gitu doang, nanti terjerumus dengan pergaulan yang 'abstrak' (maksudnya tatoan, tindikan, rambut warna-warni), buang-buang waktu karena cuma gambar-sketsa-gunting tempel doang, dan lain-lain (silakan isi sendiri).
Sayangnya, tiap orang tua dibesarkan dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda-beda sehingga wajar saja jika masih ada yang berpikir seperti ini. Cara meyakinkan orang tua yang seperti ini dibutuhkan pendekatan yang sedikit berbeda. Nggak cukup cuma sekedar menjanjikan "Aku pasti bisa dapat nilai bagus di DKV". Bagaimana sih cara meyakinkan orang tua bahwa seorang graphic designer sama-sama mempunyai masa depan yang cerah layaknya profesi lain?
DEWASA
Ingin dianggap dewasa kan? Ajak diskusi orang tualah dengan dewasa. Kalo di sindir ato di jawab ketus jangan ngambek, mungkin saja mereka 'belum siap' melihatmu dewasa begitu cepat dengan ngambil keputusan jurusan kuliah sendiri seperti harus ngekos jauh di pulau seberang. Kadang mereka menggunakan alasan-alasan tertentu karena mereka enggak mau terang-terangan enggak siap jauh denganmu.
NANTI IKUT-IKUTAN JADI 'NYENTRIK'
Mungkin selama ini orang tuamu kebetulan cuma pernah lihat designer yang penampilannya 'nyentrik' (misalnya kakak kelasmu sendiri!), padahal tidak semua designer seperti itu. Kasih lihat beberapa foto graphic designer pada orang tua, see? Tidak semuanya berpenampilan 'nyentrik' kok. Hanya karena ada yang tampil 'unik' bukan berarti semuanya seperti itu. Lagipula, tidak masalah nyentrik yang penting punya portfolio dan client-client besar.
KARIER TIDAK MENJANJIKAN
Lagi, berikan berbagai link dari berbagai website tentang kisah-kisah sukses graphic designer Indonesia yang sudah sukses dalam skala nasional hingga internasional pada mereka. Ingatkan mereka bahwa graphic designer itu TIDAK SAMA dengan tukang desain. Bisa jadi pandangan mereka itu kalau graphic designer = 'tukang logo, tukang setting printer, tukang bikin undangan kawinan'. Bahkan, graphic designer yang berkarya bisa juga mengharumkan nama Indonesia. Berlebihan? Sebut saja Yolanda Santosa (mendesain main title film 300, Ugly Betty, Desperate Housewives, Hulk, Catwoman), Rini Sugianto (sebagai animator, menjadi tim sukses dari beberapa film Hollywood diantaranya Tin-Tin, Avengers, Hobbit) dan lainnya.
MAHAL
Oke, mungkin satu ini kita harus memaklumi keadaan perekonomian keluarga karena biaya kuliah dan tugas-tugas DKV, jujur, memang mahal. Lalu apakah passion-mu untuk jadi graphic designer akan kandas begitu saja di sini? Tidak dong. Sekarang sudah mulai banyak kursus khusus graphic design, dengan harga yang lebih terjangkau dan pengajarnya pun memang berpengalaman bukan sekedar 'mas-mas ngerti pakai photoshop'. Silakan cari di Google tempat kursus/e-course/akademi graphic design yang kamu sreg.
EXPLORE DAN BERLATIH
Buat kamu yang bisa kuliah DKV atau ikut kursus graphic design tetap harus terus explore dan berlatih untuk mengasah skill dan taste. Skill bisa dipelajari oleh siapa pun. Kalo taste? Gak semua orang bisa punya taste keren karena prosesnya lama dan harus sabar nyari tahu apa ciri khas kita dan lainnya. Bisa jadi, portfolio lulusan DKV kalah keren dengan portfolio lulusan ekonomi. Ha! Tidak semua graphic designer itu lulusan DKV, jadi buat yang tidak bisa kuliah DKV jangan down dulu. Tetap semangART ~
Bagaimanakah caramu #Geether meyakinkan orang tuamu? Punya tips lainnya yang mau di share bareng? Yuk kita saling share pada komen di bawah ini ~
IMAGE:
Free Images.
Follow Geetha on Twitter + Facebook + Pinterest + Bloglovin

Geetha akhir-akhir ini mendapat pertanyaan via chat dan mention di twitter apa saja profesi yang bisa dilakoni sekelar kuliah DKV karena orang tua meragukan. Padahal sudah diajak diskusi baik-baik tetap saja tidak diizinkan. Alasannya?
Mahal (masuk akal), susah dapat kerja nantinya, karier gak jelas karena 'cuma' bikin logo gitu-gitu doang, nanti terjerumus dengan pergaulan yang 'abstrak' (maksudnya tatoan, tindikan, rambut warna-warni), buang-buang waktu karena cuma gambar-sketsa-gunting tempel doang, dan lain-lain (silakan isi sendiri).
Sayangnya, tiap orang tua dibesarkan dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda-beda sehingga wajar saja jika masih ada yang berpikir seperti ini. Cara meyakinkan orang tua yang seperti ini dibutuhkan pendekatan yang sedikit berbeda. Nggak cukup cuma sekedar menjanjikan "Aku pasti bisa dapat nilai bagus di DKV". Bagaimana sih cara meyakinkan orang tua bahwa seorang graphic designer sama-sama mempunyai masa depan yang cerah layaknya profesi lain?
DEWASA
Ingin dianggap dewasa kan? Ajak diskusi orang tualah dengan dewasa. Kalo di sindir ato di jawab ketus jangan ngambek, mungkin saja mereka 'belum siap' melihatmu dewasa begitu cepat dengan ngambil keputusan jurusan kuliah sendiri seperti harus ngekos jauh di pulau seberang. Kadang mereka menggunakan alasan-alasan tertentu karena mereka enggak mau terang-terangan enggak siap jauh denganmu.
NANTI IKUT-IKUTAN JADI 'NYENTRIK'
Mungkin selama ini orang tuamu kebetulan cuma pernah lihat designer yang penampilannya 'nyentrik' (misalnya kakak kelasmu sendiri!), padahal tidak semua designer seperti itu. Kasih lihat beberapa foto graphic designer pada orang tua, see? Tidak semuanya berpenampilan 'nyentrik' kok. Hanya karena ada yang tampil 'unik' bukan berarti semuanya seperti itu. Lagipula, tidak masalah nyentrik yang penting punya portfolio dan client-client besar.
KARIER TIDAK MENJANJIKAN
Lagi, berikan berbagai link dari berbagai website tentang kisah-kisah sukses graphic designer Indonesia yang sudah sukses dalam skala nasional hingga internasional pada mereka. Ingatkan mereka bahwa graphic designer itu TIDAK SAMA dengan tukang desain. Bisa jadi pandangan mereka itu kalau graphic designer = 'tukang logo, tukang setting printer, tukang bikin undangan kawinan'. Bahkan, graphic designer yang berkarya bisa juga mengharumkan nama Indonesia. Berlebihan? Sebut saja Yolanda Santosa (mendesain main title film 300, Ugly Betty, Desperate Housewives, Hulk, Catwoman), Rini Sugianto (sebagai animator, menjadi tim sukses dari beberapa film Hollywood diantaranya Tin-Tin, Avengers, Hobbit) dan lainnya.
MAHAL
Oke, mungkin satu ini kita harus memaklumi keadaan perekonomian keluarga karena biaya kuliah dan tugas-tugas DKV, jujur, memang mahal. Lalu apakah passion-mu untuk jadi graphic designer akan kandas begitu saja di sini? Tidak dong. Sekarang sudah mulai banyak kursus khusus graphic design, dengan harga yang lebih terjangkau dan pengajarnya pun memang berpengalaman bukan sekedar 'mas-mas ngerti pakai photoshop'. Silakan cari di Google tempat kursus/e-course/akademi graphic design yang kamu sreg.
EXPLORE DAN BERLATIH
Buat kamu yang bisa kuliah DKV atau ikut kursus graphic design tetap harus terus explore dan berlatih untuk mengasah skill dan taste. Skill bisa dipelajari oleh siapa pun. Kalo taste? Gak semua orang bisa punya taste keren karena prosesnya lama dan harus sabar nyari tahu apa ciri khas kita dan lainnya. Bisa jadi, portfolio lulusan DKV kalah keren dengan portfolio lulusan ekonomi. Ha! Tidak semua graphic designer itu lulusan DKV, jadi buat yang tidak bisa kuliah DKV jangan down dulu. Tetap semangART ~
Bagaimanakah caramu #Geether meyakinkan orang tuamu? Punya tips lainnya yang mau di share bareng? Yuk kita saling share pada komen di bawah ini ~
IMAGE:
Free Images.
Follow Geetha on Twitter + Facebook + Pinterest + Bloglovin
Mahal (masuk akal), susah dapat kerja nantinya, karier gak jelas karena 'cuma' bikin logo gitu-gitu doang, nanti terjerumus dengan pergaulan yang 'abstrak' (maksudnya tatoan, tindikan, rambut warna-warni), buang-buang waktu karena cuma gambar-sketsa-gunting tempel doang, dan lain-lain (silakan isi sendiri).
Sayangnya, tiap orang tua dibesarkan dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda-beda sehingga wajar saja jika masih ada yang berpikir seperti ini. Cara meyakinkan orang tua yang seperti ini dibutuhkan pendekatan yang sedikit berbeda. Nggak cukup cuma sekedar menjanjikan "Aku pasti bisa dapat nilai bagus di DKV". Bagaimana sih cara meyakinkan orang tua bahwa seorang graphic designer sama-sama mempunyai masa depan yang cerah layaknya profesi lain?
DEWASA
Ingin dianggap dewasa kan? Ajak diskusi orang tualah dengan dewasa. Kalo di sindir ato di jawab ketus jangan ngambek, mungkin saja mereka 'belum siap' melihatmu dewasa begitu cepat dengan ngambil keputusan jurusan kuliah sendiri seperti harus ngekos jauh di pulau seberang. Kadang mereka menggunakan alasan-alasan tertentu karena mereka enggak mau terang-terangan enggak siap jauh denganmu.
NANTI IKUT-IKUTAN JADI 'NYENTRIK'
Mungkin selama ini orang tuamu kebetulan cuma pernah lihat designer yang penampilannya 'nyentrik' (misalnya kakak kelasmu sendiri!), padahal tidak semua designer seperti itu. Kasih lihat beberapa foto graphic designer pada orang tua, see? Tidak semuanya berpenampilan 'nyentrik' kok. Hanya karena ada yang tampil 'unik' bukan berarti semuanya seperti itu. Lagipula, tidak masalah nyentrik yang penting punya portfolio dan client-client besar.
KARIER TIDAK MENJANJIKAN
Lagi, berikan berbagai link dari berbagai website tentang kisah-kisah sukses graphic designer Indonesia yang sudah sukses dalam skala nasional hingga internasional pada mereka. Ingatkan mereka bahwa graphic designer itu TIDAK SAMA dengan tukang desain. Bisa jadi pandangan mereka itu kalau graphic designer = 'tukang logo, tukang setting printer, tukang bikin undangan kawinan'. Bahkan, graphic designer yang berkarya bisa juga mengharumkan nama Indonesia. Berlebihan? Sebut saja Yolanda Santosa (mendesain main title film 300, Ugly Betty, Desperate Housewives, Hulk, Catwoman), Rini Sugianto (sebagai animator, menjadi tim sukses dari beberapa film Hollywood diantaranya Tin-Tin, Avengers, Hobbit) dan lainnya.
MAHAL
Oke, mungkin satu ini kita harus memaklumi keadaan perekonomian keluarga karena biaya kuliah dan tugas-tugas DKV, jujur, memang mahal. Lalu apakah passion-mu untuk jadi graphic designer akan kandas begitu saja di sini? Tidak dong. Sekarang sudah mulai banyak kursus khusus graphic design, dengan harga yang lebih terjangkau dan pengajarnya pun memang berpengalaman bukan sekedar 'mas-mas ngerti pakai photoshop'. Silakan cari di Google tempat kursus/e-course/akademi graphic design yang kamu sreg.
EXPLORE DAN BERLATIH
Buat kamu yang bisa kuliah DKV atau ikut kursus graphic design tetap harus terus explore dan berlatih untuk mengasah skill dan taste. Skill bisa dipelajari oleh siapa pun. Kalo taste? Gak semua orang bisa punya taste keren karena prosesnya lama dan harus sabar nyari tahu apa ciri khas kita dan lainnya. Bisa jadi, portfolio lulusan DKV kalah keren dengan portfolio lulusan ekonomi. Ha! Tidak semua graphic designer itu lulusan DKV, jadi buat yang tidak bisa kuliah DKV jangan down dulu. Tetap semangART ~
Bagaimanakah caramu #Geether meyakinkan orang tuamu? Punya tips lainnya yang mau di share bareng? Yuk kita saling share pada komen di bawah ini ~
IMAGE:
Free Images.
Follow Geetha on Twitter + Facebook + Pinterest + Bloglovin
Friday, December 6, 2013
.
Advice
ada info ttg kursus design tidak untuk daerah jakarta atau lippo karawaci? :)
ReplyDeleteKalau di Jakarta, coba cek: http://www.idseducation.com/ids-programs/college/digitaldesign/ atau http://hellomotion.com
DeleteHope this helps ya ^^
DKV Unindra murah tuh, sorry gak maksud promo cuma mau ngebantu aja ^^
ReplyDelete