• about me
  • menu
  • categories

  • WHO IS BEHIND THIS BLOG
    Hello, thanks for the visit~ I’m Geetha, a freelance graphic designer and a wife residing in Jakarta, Indonesia. Tips Graphic Design is an Indonesian blog that dedicated to all aspiring Indonesian graphic designer out there. My goal is to empower my readers and encourage them to become more inspired, motivated, passionated and realised that having 'good skill' on graphic design is not enough, that where taste, sense and experience are also have big role need to be applied.On my blog, I share everything that inspire, amuse and fascinate me. Hopefully you'll find inspiration and motivation. Knowledge is power and I believe that we each have an area of expertise that we can share with the world.

    Continued here.

    7 Ideas For A Creative Pre-Wedding Photoshoot



    Tak jarang kita jumpai seorang graphic designer yang sekaligus merangkap profesi menjadi photographer terutama di bidang pre-wedding dan wedding. Profesi pre-wedding photographer sangat diminati, mengingat di Indonesia kebutuhan pre-wedding photoshoot sangat tinggi. Coba kita lihat tiap Sabtu dan Minggu pasti selalu ada event pernikahan di mana-mana. Dan rasanya sudah menjadi suatu kewajiban bagi sepasang calon pengantin untuk memamerkan foto pre-wedding pada acara resepsi mereka nantinya.

    Mudah bagi kita untuk mewujudkan konsep pemotretan pre-wedding jika client sudah mempunyai ide terlebih dahulu. Tapi bagaimana kalau sebaliknya? Bagaimana justru client masih 'blank' dengan tema pre-wedding mereka? Tenang, Geetha akan share 7 ide-ide kreatif yang dijamin client akan bangga untuk memajang foto-fotomu pada hari besar mereka nantinya!


    1. TRAVEL


    Ketika uang bukan penghalang besar untukmu dan client-mu, kamu bisa mengandalkan lokasi pemotretan di luar kota atau luar negeri. Mau di Bali? Lombok? Macau? Atau sekalian Paris? Santorini seperti pada foto di atas ini? Usahakan memesan tiket dari jauh-jauh hari untuk menekan sedikit biaya.

    Geetha tips: kalau bisa, lakukanlah pemotretan pada weekdays (Senin-Jumat) karena harga tiket pesawat dan hotel biasanya jauh lebih murah daripada weekend (Sabtu-Minggu). Dan biasanya lokasi pemotretan jauh lebih sepi pada weekdays sehingga kamu dan client bisa lebih leluasa untuk melakukan pemotretan.


    2. USING FUN PROPS, OUTFITS OR PET

    Alice in Wonderland by Three Nails Photography

    Gunakan properti yang sesuai dengan konsep calon pengantin. Seperti pada gambar di atas, mereka benar-benar maksimal menggunakan properti bingkai lukisan, pintu, piring, cangkir, jam, kartu, bunga, meja, kursi, hingga seekor kelinci putih untuk konsep Alice in Wonderland. Lokasi bisa dilakukan di taman/hutan, tidak perlu menyewa studio sehingga biaya bisa difokuskan untuk menyewa/membuat properti dan outfit.

    Geetha tips: jauh-jauh hari, cari tahu lokasi pemotretan yang akan digunakan apakah akan dipakai oleh pihak lain? Apakah gratis atau harus bayar ekstra kepada orang penunggunya misalnya? Ini mungkin terkesan sepele tapi berguna untuk meminimaliskan hal-hal yang tidak diinginkan. Jangan lupakan lotion anti digigit serangga karena kamu tidak akan pernah tahu keadaan alam di taman/hutan tersebut seperti apa.


    3. CHALK ART

    Joey Khor & Regine Seet by Joey Regine from Redd Bullets

    Jika kamu berjiwa kreatif dan sudah terbiasa 'corat-coret', kamu mungkin bisa mengusulkan tema chalk art pada client. Ajak 3-4 teman kreatifmu untuk membantu pengerjaan 'latar belakang' dengan kapur ini. Mungkin kesannya chalk art ini simpel dan mudah, sebenarnya prosesnya memakan waktu cukup lama, yakinkan client bahwa walau lama tapi akan setimpal dengan hasil akhirnya.

    Geetha tips: sebelum memulai, jauh-jauh hari siapkan beberapa referensi scene latar belakang yang sesuai dengan konsep client. Mungkin video behind the scene dari foto di atas ini akan membantumu memberi gambaran: Joey+Regine Prewedding Project. Jika client mau ada video pre-wedding-nya juga, kamu bisa shoot tema chalk art ini dengan stop motion style.


    4. HOW WE FIRST MET

    Jasen & Amy Get Engaged by Devin Anding from Twin Lens Photography

    Apakah client punya kisah unik dan 'nyeleneh' pada saat pertama kali mereka bertemu/pacaran? Kenapa gak dijadikan konsep pre-wedding-nya saja? Misalkan mereka pertama kali bertemu pada saat masih duduk di SMA, apa hobi mereka pada saat itu? Di mana tempat favorit mereka pacaran pada saat itu? Apa kegemaran mereka pada saat itu?

    Geetha tips: jika konsep berlokasi di suatu sekolah atau universitas, minta izin pada pihak yang bersangkutan terlebih dahulu. Biasanya kalau client memang pernah bersekolah di sana, kemungkinan besar bisa diizinkan untuk 'bernostalgia' dengan pemotretan pre-wedding. Namun jika berlokasi di suatu cafe atau toko, biasanya disyaratkan membeli minimum order (jika 'cuma' numpang jepret beberapa scene). Terkadang jika kamu dan client tidak berpakaian terlalu mencolok, bisa saja 'nyolong' motret beberapa kali jepretan seperti pada foto di atas ini.


    5. DIGITAL IMAGING

    Digital Imaging Pre-Wedding by D'Licious Fotografi

    Client mempunyai budget terbatas bukan berarti mati konsep. Adobe Photoshop dan stock foto adalah malaikat penyelamatmu. Setelah menentukan konsep, lakukan pemotretan di studio. Perhatikan lighting jangan sampai 'belang' ketika hendak di digital imaging nantinya. Karena kalo lighting dan kualitas foto-foto client sudah baik, kamu nanti menyamakan tone fotonya dengan digital imaging-nya jadi mudah.

    Geetha tips: Digital imaging pada foto-foto ini akan memakan banyak waktu. Perhatikan deadline client jika tanggal pernikahan mereka masih jauh mungkin kamu bisa lebih detail menambahkan efek dan sejenisnya. Namun jika dalam hitungan minggu client sudah akan menikah,amannya kamu meminimaliskan detail, fokuskan pada kerapihan masking dan path. Nggak ada yang lebih buruk dengan digital imaging yang keliatan banget 'tempelannya'.


    6. FUN WITH LIGHT

    Vintage Americana Engagement Session by Vine & Light Photography (former name: Shannon Nicole Smith Photography)

    Entah itu lighting alam atau yang 'buatan manusia', mainan lighting nggak kalah seru lho. Foto yang mungkin kesan aslinya biasa saja bisa jadi beda banget dengan sentuhan 'silau' ini. Kalo pemotretan diambil pada malam hari otomatis harus menggunakan lighting. Tapi jika hendak diambil pada saat masih terang, (jika lokasinya outdoor) sangat disarankan menggunakan natural lighting (pada saat golden hours).

    Geetha tips: Jika menggunakan lighting 'buatan manusia', tentukan apakah kamu akan menggunakan flash strobist (wajib nyetock baterai yang banyak!) atau kamu harus siapkan genset karena bisa jadi di lokasi tidak ada colokan listrik/kapasitas listrik tidak mencukupi. Sebaliknya, jika mau mengandalkan natural outdoor lighting, pencahayaan TERBAIK ialah subuh dan menjelang matahari terbenam. Jika mau foto pagi-pagi buta, client harus tiba tepat waktu karena lighting terbaik di pagi hari biasanya tidak lama. Rundingkan dengan client sekiranya mana yang nyaman.


    7. MOVIE THEME INSPIRED

    Till Death by Amanda Kopp

    Apakah client-mu gemar menonton film? Kenapa tidak bantu mereka untuk mewujudkan kesukaan mereka dalam satu pemotretan pre-wedding? Tema zombie misalnya, pemotretan bisa hanya terdiri dari mereka berdua saja atau mereka yang menjadi survivor dibekali senjata dan teman-temannya yang menjadi zombie (sebagai figuran). Bisa dibayangin bakal seru banget!

    Geetha tips: Di sini campur tangan make up artist/special effect artist berperan sangat besar. Kamu bisa browsing tutorial cara membuat darah/luka buatan dengan harga terjangkau di Youtube: How to make Fake Blood. Mungkin akan lebih keren jika client berani menggunakan contact lens warna putih. So experiment away!


    Ada tips photography lainnya yang kamu pengen Geetha bahas? Silakan request dengan komen di bawah ini~


    Follow Geetha on Twitter + Facebook + Pinterest + Bloglovin



    Tak jarang kita jumpai seorang graphic designer yang sekaligus merangkap profesi menjadi photographer terutama di bidang pre-wedding dan wedding. Profesi pre-wedding photographer sangat diminati, mengingat di Indonesia kebutuhan pre-wedding photoshoot sangat tinggi. Coba kita lihat tiap Sabtu dan Minggu pasti selalu ada event pernikahan di mana-mana. Dan rasanya sudah menjadi suatu kewajiban bagi sepasang calon pengantin untuk memamerkan foto pre-wedding pada acara resepsi mereka nantinya.

    Mudah bagi kita untuk mewujudkan konsep pemotretan pre-wedding jika client sudah mempunyai ide terlebih dahulu. Tapi bagaimana kalau sebaliknya? Bagaimana justru client masih 'blank' dengan tema pre-wedding mereka? Tenang, Geetha akan share 7 ide-ide kreatif yang dijamin client akan bangga untuk memajang foto-fotomu pada hari besar mereka nantinya!


    1. TRAVEL


    Ketika uang bukan penghalang besar untukmu dan client-mu, kamu bisa mengandalkan lokasi pemotretan di luar kota atau luar negeri. Mau di Bali? Lombok? Macau? Atau sekalian Paris? Santorini seperti pada foto di atas ini? Usahakan memesan tiket dari jauh-jauh hari untuk menekan sedikit biaya.

    Geetha tips: kalau bisa, lakukanlah pemotretan pada weekdays (Senin-Jumat) karena harga tiket pesawat dan hotel biasanya jauh lebih murah daripada weekend (Sabtu-Minggu). Dan biasanya lokasi pemotretan jauh lebih sepi pada weekdays sehingga kamu dan client bisa lebih leluasa untuk melakukan pemotretan.


    2. USING FUN PROPS, OUTFITS OR PET

    Alice in Wonderland by Three Nails Photography

    Gunakan properti yang sesuai dengan konsep calon pengantin. Seperti pada gambar di atas, mereka benar-benar maksimal menggunakan properti bingkai lukisan, pintu, piring, cangkir, jam, kartu, bunga, meja, kursi, hingga seekor kelinci putih untuk konsep Alice in Wonderland. Lokasi bisa dilakukan di taman/hutan, tidak perlu menyewa studio sehingga biaya bisa difokuskan untuk menyewa/membuat properti dan outfit.

    Geetha tips: jauh-jauh hari, cari tahu lokasi pemotretan yang akan digunakan apakah akan dipakai oleh pihak lain? Apakah gratis atau harus bayar ekstra kepada orang penunggunya misalnya? Ini mungkin terkesan sepele tapi berguna untuk meminimaliskan hal-hal yang tidak diinginkan. Jangan lupakan lotion anti digigit serangga karena kamu tidak akan pernah tahu keadaan alam di taman/hutan tersebut seperti apa.


    3. CHALK ART

    Joey Khor & Regine Seet by Joey Regine from Redd Bullets

    Jika kamu berjiwa kreatif dan sudah terbiasa 'corat-coret', kamu mungkin bisa mengusulkan tema chalk art pada client. Ajak 3-4 teman kreatifmu untuk membantu pengerjaan 'latar belakang' dengan kapur ini. Mungkin kesannya chalk art ini simpel dan mudah, sebenarnya prosesnya memakan waktu cukup lama, yakinkan client bahwa walau lama tapi akan setimpal dengan hasil akhirnya.

    Geetha tips: sebelum memulai, jauh-jauh hari siapkan beberapa referensi scene latar belakang yang sesuai dengan konsep client. Mungkin video behind the scene dari foto di atas ini akan membantumu memberi gambaran: Joey+Regine Prewedding Project. Jika client mau ada video pre-wedding-nya juga, kamu bisa shoot tema chalk art ini dengan stop motion style.


    4. HOW WE FIRST MET

    Jasen & Amy Get Engaged by Devin Anding from Twin Lens Photography

    Apakah client punya kisah unik dan 'nyeleneh' pada saat pertama kali mereka bertemu/pacaran? Kenapa gak dijadikan konsep pre-wedding-nya saja? Misalkan mereka pertama kali bertemu pada saat masih duduk di SMA, apa hobi mereka pada saat itu? Di mana tempat favorit mereka pacaran pada saat itu? Apa kegemaran mereka pada saat itu?

    Geetha tips: jika konsep berlokasi di suatu sekolah atau universitas, minta izin pada pihak yang bersangkutan terlebih dahulu. Biasanya kalau client memang pernah bersekolah di sana, kemungkinan besar bisa diizinkan untuk 'bernostalgia' dengan pemotretan pre-wedding. Namun jika berlokasi di suatu cafe atau toko, biasanya disyaratkan membeli minimum order (jika 'cuma' numpang jepret beberapa scene). Terkadang jika kamu dan client tidak berpakaian terlalu mencolok, bisa saja 'nyolong' motret beberapa kali jepretan seperti pada foto di atas ini.


    5. DIGITAL IMAGING

    Digital Imaging Pre-Wedding by D'Licious Fotografi

    Client mempunyai budget terbatas bukan berarti mati konsep. Adobe Photoshop dan stock foto adalah malaikat penyelamatmu. Setelah menentukan konsep, lakukan pemotretan di studio. Perhatikan lighting jangan sampai 'belang' ketika hendak di digital imaging nantinya. Karena kalo lighting dan kualitas foto-foto client sudah baik, kamu nanti menyamakan tone fotonya dengan digital imaging-nya jadi mudah.

    Geetha tips: Digital imaging pada foto-foto ini akan memakan banyak waktu. Perhatikan deadline client jika tanggal pernikahan mereka masih jauh mungkin kamu bisa lebih detail menambahkan efek dan sejenisnya. Namun jika dalam hitungan minggu client sudah akan menikah,amannya kamu meminimaliskan detail, fokuskan pada kerapihan masking dan path. Nggak ada yang lebih buruk dengan digital imaging yang keliatan banget 'tempelannya'.


    6. FUN WITH LIGHT

    Vintage Americana Engagement Session by Vine & Light Photography (former name: Shannon Nicole Smith Photography)

    Entah itu lighting alam atau yang 'buatan manusia', mainan lighting nggak kalah seru lho. Foto yang mungkin kesan aslinya biasa saja bisa jadi beda banget dengan sentuhan 'silau' ini. Kalo pemotretan diambil pada malam hari otomatis harus menggunakan lighting. Tapi jika hendak diambil pada saat masih terang, (jika lokasinya outdoor) sangat disarankan menggunakan natural lighting (pada saat golden hours).

    Geetha tips: Jika menggunakan lighting 'buatan manusia', tentukan apakah kamu akan menggunakan flash strobist (wajib nyetock baterai yang banyak!) atau kamu harus siapkan genset karena bisa jadi di lokasi tidak ada colokan listrik/kapasitas listrik tidak mencukupi. Sebaliknya, jika mau mengandalkan natural outdoor lighting, pencahayaan TERBAIK ialah subuh dan menjelang matahari terbenam. Jika mau foto pagi-pagi buta, client harus tiba tepat waktu karena lighting terbaik di pagi hari biasanya tidak lama. Rundingkan dengan client sekiranya mana yang nyaman.


    7. MOVIE THEME INSPIRED

    Till Death by Amanda Kopp

    Apakah client-mu gemar menonton film? Kenapa tidak bantu mereka untuk mewujudkan kesukaan mereka dalam satu pemotretan pre-wedding? Tema zombie misalnya, pemotretan bisa hanya terdiri dari mereka berdua saja atau mereka yang menjadi survivor dibekali senjata dan teman-temannya yang menjadi zombie (sebagai figuran). Bisa dibayangin bakal seru banget!

    Geetha tips: Di sini campur tangan make up artist/special effect artist berperan sangat besar. Kamu bisa browsing tutorial cara membuat darah/luka buatan dengan harga terjangkau di Youtube: How to make Fake Blood. Mungkin akan lebih keren jika client berani menggunakan contact lens warna putih. So experiment away!


    Ada tips photography lainnya yang kamu pengen Geetha bahas? Silakan request dengan komen di bawah ini~


    Follow Geetha on Twitter + Facebook + Pinterest + Bloglovin

    Monday, October 28, 2013 .

    3 comments

    1. Artikel geetha jempolan daaaahhh...
      Lg donk ttg dunia fotografinya :)

      ReplyDelete
    2. Artikelnya keren. Konsep no.3 & 4 oke banget.

      ReplyDelete

    popular posts